TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan penerapan hari pertama kebijakan ganjil genap cukup efektif mengurangi kepadatan lalu lintas di Ibu Kota.
"Secara keseluruhan lalu lintas cukup lancar pada hari pertama kebijakan ganjil genap di Jakarta," kata Syafrin saat dihubungi, Selasa, 4 Agustus 2020.
Pemerintah DKI Jakarta mulai menerapkan kembali kebijakan ganjil genap nomor polisi kendaraan di 25 ruas jalan Ibu Kota pada Senin kemarin, 3 Agustus 2020. Kebijakan ganjil genap diterapkan sebagai rem darurat karena kepadatan lalu lintas telah mencapai 96 persen seperti dalam kondisi normal pada masa PSBB transisi ini.
Syafrin menuturkan kebijakan ganjil genap ini diterapkan bukan bertujuan untuk mengalihkan warga ke angkutan umum. Kebijakan ini diterapkan agar warga yang tidak mempunyai kepentingan mendesak tidak keluar rumah.
"Jadi yang masih bekerja dari rumah tetap disiplin bekerja dari rumah. Tidak perlu keluar rumah," ujarnya.
Kebijakan ganjil genap di masa pandemi Covid-19 ini mendulang banyak kritik karena dianggap memaksa orang untuk pindah dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, yang lebih berisiko tertular Covid-19.
Menurut Syafrin, kebijakan ini pada hari pertams cukup efektif menekan pergerakan orang di Jakarta. Hal ini terlihat dari jalan yang lebih lancar dan tidak adanya kenaikan jumlah penumpang angkutan umum.
Bahkan, kata dia, penumpang Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta pada jam sibuk Senin kemarin berkurang, dibandingkan pada periode yang sama pekan lalu. Sejak pukul 05.00-09.00, penumpang MRT hari ini mencapai 5 ribu orang. Sedangkan, Senin kemarin pada jam yang sama mencapai 6 ribu penumpang.
"Kami lihat ada penurunan penumpang."
Syafrin menjelaskan pemerintah telah mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang pada saat kebijakan ganjil genap ini diterapkan. Salah satunya adalah memperpanjang operasional MRT hingga pukul 22.00.
Selain itu, PT Transjakarta menambah 25 persen armadanya di 10 koridor yang bersinggungan dengan kebijakan pembatasan kendaraan ini.
Syafrin meminta masyarakat memahami alasan Pemprov DKI Jakarta menerapkan ganjil genap di masa PSBB Transisi ini. "Kami harap masyarakat memahami bahwa kebijakan ini bukan untuk memindahkan orang ke transportasi umum. Melainkan kami menginjak rem darurat agar warga tidak keluar rumah kalau tidak penting," ucapnya. "Sebab kasus penularan virus masih tinggi di Jakarta."