TEMPO.CO, Jakarta -Mahasiswa Universitas Gunadarma menyatakan masih menunggu kedatangan tim Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang berjanji bakal mengunjungi kampus itu, yang diprotes lantaran penetapan pemotongan uang kuliah di masa wabah Corona aliaspandemi Covid-19.
"Kita masih menunggu (tim Kemendikbud). Sementara kita tetap konsisten aksi di kampus," kata Koordinator Aliansi Mahasiswa Gunadarma Jack Sinaga, ketika dihubungi, Selasa, 4 Agustus 2020. Mereka pun mengancam unjuk rasa lagi pada Jumat, 7 Agustus 2020 mendatang.
Janji pejabat kementerian yang digawangi Menteri Nadiem Makarim ini diutarakan ketika Aliansi Mahasiswa Gunadarma dan Unas Gawat Darurat dari Universitas Nasional, berunjuk rasa di depan Kemendikbud pada 23 Juli lalu.
Dalam aksi itu, demonstran sempat didatangi pejabat perwakilan Inspektorat Jenderal Kemendikbud, Masrul Latif dan Sunarton serta perwakilan Kementerian Pendidikan Tinggi (Kemendikti). "Hasilnya berupa janji bahwa Kemendikti segera turun meninjau kondisi obyektif di Gunadarma," ujar Jack, 24 Juli lalu.
Sepuluh hari setelah aksi itu, kata Jack, para pejabat Kemendikbud belum melawat ke kampus mereka seperti dijanjikan di tengah pengunjuk rasa. "Kita follow up lewat Humas Kemendikbud," ucapnya.
Saat itu, mahasiswa yang berunjuk rasa di Kemendikbud memprotes penetapan uang kuliah di masa pagebluk yang ditetapkan kampus mereka. "Harapan kita adalah intervensi dari Kemendikbud ke Gunadarma perihal pemotongan biaya kuliah," ujar Jack.
Protes di Gunadarma bermunculan setelah kampus itu mengeluarkan kebijakan pemotongan biaya penyelenggaraan pendidikan (BPP) hanya Rp 300 ribu. Sedangkan mahasiswa menuntut pemotongan sebesar 50-65 persen.
Sementara di Universitas Nasional mahasiswa berkali-kali melancarkan protes terkait pemotongan UKT, yang hanya sebesar Rp 100 ribu. Mahasiswa yang berunjuk rasa itu mendapat sanksi pemecatan, skors enam bulan, dan peringatan keras.
IHSAN RELIUBUN I DA