TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, mengatakan puncak penularan Corona di DKI Jakarta, bakal sulit diprediksi.
Alasannya, kata dia, pemerintah telah melonggarkan kebijakan sebelum wabah terkendali.
Menurut Tri, penularan Covid-19 masih akan terus bertambah selama kebijakan PSBB transisi belum dihentikan. "Kalau mau lakukan kembali pembatasan sosial yang ketat," kata Tri saat dihubungi, Kamis, 6 Agustus 2020.
Ia mengatakan saat pemerintah merelaksasi kebijakan pembatasan sosial maka interaksi masyarakat semakin tinggi. Hal ini yang menyebabkan penularan virus meningkat pada saat PSBB transisi.
Pemerintah, kata dia, akan sulit menekan penularan virus ini selama tidak melakukan pembatasan yang ketat. PSBB transisi telah dimulai sejak 5 Juni lalu dan terus dilanjutkan hingga tahap ketiga yang berakhir 13 Agustus mendatang. "Selama PSBB transisi akan bertambah banyak (penularan virus)," ujarnya.
Tri pun memprediksi penularan virus dari klaster perkantoran akan terus meningkat. Sebabnya, interaksi pekerja saat berada di kantor hingga di perjalanan berpotensi terjadinya transmisi penularan wabah ini.
"Untuk memutus penularan protokol wajib dipatuhi dengan baik dan dilakukan screening bagi karyawan yang bekerja," ucapnya.
Hingga Rabu, 5 Agustus kemarin, Situs Corona Jakarta mencatat jumlah total kasus positif mencapai 23.266 orang. Adapun untuk rasio positif telah mencapai 7,8 persen dalam sepekan terakhir.