TEMPO.CO, Jakarta - Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD DKI turut mengkritik kebijakan ganjil genap yang dikhawatirkan memicu penularan Covid-19 di transportasi umum.
"Yang dibatasi kan hanya kendaraan pribadi dengan ganjil-genap. Padahal risiko yang tinggi itu ada di kendaraan umum,” kata anggota Fraksi PKS Ahmad Yani dalam keterangan tertulisnya, Jumat 7 Agustus 2020.
Ahmad Yani menyebutkan kebijakan ganjil genap hanya akan menurunkan jumlah kendaraan pribadi. Warga yang kembali bekerja di kantor pada masa PSBB Transisi terpaksa beralih ke transportasi publik. Padahal potensi penularan Covid-19 di transportasi umum lebih tinggi.
Anggota DPRD DKI itu berpendapat yang harus menjadi perhatian Pemerintah DKI adalah pengawasan penerapan protokol kesehatan di perkantoran yang saat ini mulai menjadi klaster Covid-19 baru. Menurut dia saat ini pengawasan terhadap kepatuhan protokol kesehatan di perkantoran belum optimal.
Jumlah aparat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta tidak berimbang dengan jumlah perkantoran yang ada di Jakarta. “Pengawasan jadi lemah, ini harus menjadi perhatian,” ujarnya.
Sebelumnya, anggota Fraksi PDIP juga melontarkan kritik terhadap ganjil genap di masa PSBB Transisi. Anggota DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menilai penerapan ganjil genap belum jadi prioritas karena kegiatan belajar-mengajar di sekolah belum dilakukan.
"Saat rakyat berusaha untuk mencari nafkah atau menjaga keberlangsungan usaha, terasa tidak bijaksana membatasi pergerakan mereka atau meningkatkan risiko rakyat terpapar Covid-19 di kendaraan umum," ujarnya.
Dinas Perhubungan DKI mulai memberlakukan ganjil genap sejak Senin 3 Agustus lalu. Kepala Dinas Perhubungan Syafrin Liputo menyatakan penerapan ganjil genap diambil untuk menekan kepadatan lalu lintas di sejumlah titik yang sudah melebihi rata-rata saat normal. "Hasil evaluasi kami, khususnya volume lalu lintas di Jakarta terus menerus setiap hari ada kenaikan, dan terakhir kami dapatkan ternyata volume lalu lintas di Jakarta dan bahkan beberapa titik, telah melampaui kondisi volume lalu lintas sebelum masa pandemi," ujarnya.