TEMPO.CO, Jakarta -PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) mencatat adanya peningkatan jumlah penumpang Transjakarta sebesar 7 persen selama lima hari penerapan pembatasan ganjil genap.
"Data pelanggan Transjakarta saat ganjil genap total persentase 7 persen," ujar Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transjakarta Nadia Diposanjoyo saat dihubungi, Sabtu 8 Agustus 2020.
Berdasarkan data penumpang Transjakarta sejak hari pertama pembatasan jalan ganjil genap diberlakukan Senin 3 Agustus sampai Jumat 5 Agustus kemarin tercatat jumlah penumpang Transjakarta sebanyak 1.659.711 orang, jumlah tersebut meningkat pekan sebelum penerapan ganjil genap rentang waktu 24 Juli, 27-30 Juli sebanyak 1.552.542 orang.
Pada hari pertama ganjil genap penumpang Transjakarta tercatat sebanyak 337.326, hari ke dua tepatnya Selasa 4 Agustus 328.257 penumpang, Rabu 5 Agustus 332.709 penumpang, Kamis 6 Agusttus 331.846 dan Jumat 7 Agustus 329.615.
PT Transjakarta juga telah menambah jumlah armada 25 persen atau 155 unit untuk mengantisipasi lonjakan penumpang akibat dari penerapan jalan ganjil-genap sejak Senin lalu. Berdasarkan data Dinas Perhubungan terdapat 10 koridor yang beririsan dengan jalan ganjil genap.
Selian itu Transjakarta bakal mempercepat pengosongan halte pada saat sistem ganjil genap diterapkan yaitu mulai pukul 06.00 – 10.00 WIB dan sore hari mulai pukul 16.00 – 21.00.
Sebelumnya Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menyatakan telah menganalisa jumlah penumpang Transjakarta terutama di jam-jam sibuk. Menurut dia, masih ada kapasitas sekitar 60-70 persen lagi di Transjakarta untuk membawa penumpang.
"Untuk Transjakarta kapasitas saat ini masih jauh dari kapasitas yang kita siapkan, contoh di koridor I, disiapkan sekitar 76 bus, jadi dengan bus itu pada jam sibuk pagi masih tersisia kapasitas 60-70 persen tersedia," ujarnya Ahad lalu.
Dishub DKI memutuskan untuk memberlakukan ganjil genap karena kepadatan lalu linta kendaraan di sejumlah ruas jalan telah melewati angka rata-rata kepadatan sebelum pandemi. Padahal kata Syafrin saat ini Pemerintah DKI masih menerapkan PSBB transisi.