TEMPO.CO, Jakarta- Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengaku kaget saat membaca salah satu bagian di buku Memoar Pilkada DKI 2017, yang ditulis oleh Politikus Partai Keadilan Sejahtera Mardani Ali Sera.
Sandi baru mengetahui bahwa ibunya Mien Uno pernah protes terkait proses kampanye saat itu. "Ibu saya pernah komplain. Saya baru tahu di buku ini," ujar Sandi dalam diskusi virtual, Senin, 10 Agustus 2020.
Baca Juga: PKS Undang Anies Baswedan dan Sandiaga Soal Kemenangan Pilkada 2017
Sandi menyebutkan kekesalan ibunya tersebut terkait jumlah titik kunjungan kampanye yang terbilang banyak. "Kok kenapa anak saya dikirim 15 titik, 17 titik," ujarnya menirukan ibunya.
Ia menjelaskan mengatakan alasan harus mendatangi banyak titik-titik kampanye untuk mensiasati sejumlah keterbatasan dan kendala, terutama keterbatasan dana untuk memasang iklan, spanduk, baliho. Selama kampanye Sandi tercatat mendatangi 1.200 titik kunjungan
Menurut dia, untuk mengatasi itu dengan langsung mendatangi warga tanpa melalui spanduk atau atribut kampanye lainnya. "Saya meminta titik-titik kunjungan itu karena keterbatasan banyak, keterbatasan biaya memasang iklan atribut dan lain-lain, lalu kita ubah strateginya bisa menjangkau teritori itu dengan kunjungan," ujarnya.
Sandi mengaku mendapatkan pengalaman banyak saat maju dalam Pilkada DKI 2017 terutama saat itu merupakan langkah pertama dia memasuki ranah politik. Pengalaman itu kata dia juga menjadi bekal saat menjadi pasangan Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden 2019.
"Pengalaman ini bagi saya luar biasa karena belum pernah berkampanye sebelumnya, sampai diminta level nasional saya sudah bisa memiliki pengalaman berjuang di DKI," ujar Sandiaga Uno.