TEMPO.CO, Jakarta -Masyarakat Pulau Pari bergotong – royong membersihkan limbah minyak mentah yang terdampar di sepanjang pantai Pulau Pari dengan menggunakan sarung tangan dan membawa karung bekas, Selasa 11 Agustus 2020. Limbah minyak mentah ini sebelumnya sudah terlihat di sekitar perairan gugusan Pulau Pari dan Pulau Lancang, namun Selasa subuh tadi salah satu nelayan menemukan limbah minyak mentah ini sudah terdampar mencapai pantai Pulau Pari dalam jumlah yang sangat banyak.
Masyarakat menduga limbah minyak mentah ini berasal dari pengeboran minyak di perairan Indramayu hingga Karawang. Sebelumnya, setahun yang lalu kebocoran pipa sumur YYA -1 milik Pertamina juga mencapai perairan Pulau Pari, bersamaan dengan arus timur dan angin timur yang bertepatan di bulan Agustus setiap tahunnya.
Baca Juga: Ahok Tolak Diungsikan Saat Demo 411: Lebih Baik Mati di Rumah
Ketua Forum Peduli Pulau Pari atau FP3, Mustaghfirin mengatakan berdasarkan arah dan arus laut, limbah minyak mentah ini kemungkinan besar berasal dari arah Timur, tepatnya berasal dari perairan Karawang yang memang ada titik pengeboran minyak.
"Sejak kemarin sampai hari ini memang sedang angin timur dan arus timur hingga Pulau Pari, makanya limbah minyak mentah ini bisa terdampar tiba di sini. Limbah minyak mentah ini mencemari sepanjang 2 kilometer pantai selatan Pulau Pari dan jika dikumpulkan, limbah minyak mentah ini bisa mencapai 50 ton.”
Ia mengatakan limbah minyak mentah ini selain merusak ekosistem juga mengancam budidaya rumput laut dan ikan kerapu milik nelayan. Nelayan akan mengalami kerugian jika limbah minyak mentah ini menempel di rumput laut sehingga rumput laut tidak dapat dikonsumsi lagi dan ikan kerapu yang terkena minyak mentah akan mati keracunan. Hutan mangrove di sepanjang pesisir pantai selatan Pulau Pari juga tak luput dari limbah minyak mentah ini.
"Jika limbah minyak mentah ini dibiarkan terlalu lama terkena matahari, limbah minyak mentah ini akan mencair dan menyerap ke pasir putih sehingga akan semakin sulit dibersihkan," tutur Mustahgfirin dalam siaran pers yang diterima Tempo.