TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, dr. Erlina Burhan, menilai penegakan protokol kesehatan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, masih lemah.
Walhasil, masih banyak pelanggaran protokol kesehatan yang berpotensi meningkatkan penularan kasus Covid-19.
"Kebijakan pemerintah sudah banyak. Tapi, implementasinya masih kurang di lapangan. Apalagi penegakan protokol kesehatan masih kurang," kata Erlina saat dihubungi, Rabu, 12 Agustus 2020.
Menurut Erlina, kebijakan yang tertuang dalam peraturan terkait dengan protokol kesehatan sudah sangat baik. Namun, kebijakan tersebut masih belum maksimal diterapkan di lapangan.
Erlina menjelaskan semestinya pemerintah berfokus pada penerapan protokol kesehatan pada masa PSBB Transisi. Pemerintah harus memberikan rasa aman warga yang telah diizinkan berkegiatan pada masa wabah virus Corona ini.
"Jangan masyarakat diminta produktif, tapi keamanan tidak terjamin. Dalam peraturan kan jelas tujuannya untuk menuju masyarakat yang sehat, aman dan produktif," ujarnya. "Jadi berikan rasa aman dulu baru produktif."
Dalam dua pekan terakhir, kata Erlina, telah terjadi lonjakan pasien Covid-19 dengan gejala berat di rumah sakit rujukan. Menurut dia, jika lonjakan ini terus terjadi maka bakal membuat rumah sakit kewalahan dan tidak bisa merawat seluruh pasien yang datang.
"Sekarang yang datang gejalanya sudah berat-berat. Kami harap protokol kesehatan benar-benar dijalani," ujarnya. "Kami mendorong protokol digenjot lagi."
RSUP Persahabatan, kata dia, telah kewalahan menerima pasien Covid-19 yang setiap hari datang berkisar 50-70 pasien baru. Jika peningkatan pasien ini terjadi bakal membuat rumah sakit tidak saja kewalahan, tapi membuat pertahanan terakhir di rumah sakit goyah.
Belum lagi, kata dia, sudah banyak tenaga medis yang tumbang karena terinfeksi virus ini. "Masyarakat juga kami minta patuhi protokol kesehatan. Sebab, masyarakat juga sekarang sudah abai terhadap keselamatan diri," ujarnya.