TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Nasruddin Djoko Surjono menyebut, pertumbuhan ekonomi Jakarta pada 2020 diproyeksikan minus 0,5 persen. Menurut dia, perkiraan tersebut merupakan hasil kajian bersama Institute for Development of Economics and Finance (Indef).
"Ini juga minus 0,5 persen kami melihat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang juga diperkirakan di kisaran tersebut," kata dia dalam unggahan video Youtube Pemprov DKI Jakarta.
Informasi itu disampaikan dalam rapat pimpinan gubernur ihwal perkembangan revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah atau RPJMD DKI 2017-2022 pada 7 Agustus 2020. Video baru diunggah pada Jumat, 14 Agustus 2020. Dia tak menjelaskan rinci soal faktor penurunan pertumbuhan ekonomi ini.
Djoko memaparkan ekonomi Jakarta pada kuartal 1 (Q1) 2020 tumbuh 5 persen. Namun, pertumbuhan di Q2 tahun ini minus 8,22 persen jika merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta. Kontraksi ini, lanjut dia, di luar perkiraan.
"Kami pikir kemarin pertumbuhan masih 5 persen ternyata di Q2 jadi minus. Di luar proyeksi yang pernah kami lakukan," ujar dia.
Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretariat Daerah DKI Sri Haryati mengatakan perlu ada referensi proyeksi pertumbuhan ekonomi Jakarta dari lembaga lain. Tujuannya untuk memastikan apakah memang pertumbuhan ekonomi tahun ini secara keseluruhan bakal minus 0,5 persen.
"Saya perkirakan bahkan mungkin juga di tahun ini masih di atas itu," ujar Sri.
Pandemi Covid-19 berdampak pada keuangan daerah, tak terkecuali DKI. Pemerintah DKI bahkan merevisi target realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020 dari Rp 87,95 triliun menjadi Rp 47,18 triliun.