TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan keakuratan kenaikan rasio positif atau positivity rate hingga mencapai 8,9 persen di Ibu Kota, dalam sepekan terakhir. Menurut Anies, angka rasio positif yang mulai mendekati 10 persen itu merupakan data yang akurat karena Pemerintah DKI melakukan banyak pemerintah setiap pekan.
"Kami melakukan tes sepekan terakhir lebih dari 40 ribu, maka kami yakin bahwa angka Jakarta yang 8,9 persen itu sahih. Tapi kalau jumlah tesnya sedikit , maka kita tidak yakin itu sahih atau tidak," kata Anies usai menggelar upacara HUT Kemerdekaan RI di Balai Kota DKI, Senin, 17 Agustus 2020.
Baca Juga: Penularan Covid-19 Melaju, Anies Baswedan Pertimbangkan Hentikan PSBB Transisi
Rasio positif, kata dia, dianggap aman bersama standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) jika berada di bawah 5 persen. Apabila rasio positif berada di atas angka 5 tersebut, maka keadaan masuk kategori mengkhawatirkan.
DKI, kata Anies, telah masuk dalam kondisi mengkhawatirkan. "5 persen ke bawah aman, di atas 10 persen membahayakan."
Pemerintah berjanji bakal mengambil kebijakan kebijakan rem darurat apabila kurva penularan Covid-19 terus melonjak."Mengenai emergency break dan lain-lain kami pantau hari-hari ke depan," ujarnya.
Menurut Anies, kondisi wabah di Ibu Kota telah mengkhawatirkan. Sebab, dalam tiga pekan terakhir rasio positif terus meroket. Sebelumnya, rasio positif di DKI adalah 5,6 persen dan terus melonjak selama masa transisi.
Anies mengimbau warga tetap berdisiplin menerapkan protokol kesehatan menggunakan masker, menjaga jarak dan rutin mencuci tangan. Sedangkan pemerintah akan terus melakukan pelacakan, pemeriksaan dan mengisolasi kasus baru yang ditemukan.
"Jadi saya imbau masyarakat gunakan masker kapan saja, di mana saja, lalu bila memiliki keluhan lapor ke kami, akan segera dites," kata Anies Baswedan.