TEMPO.CO, Jakarta - Kekhawatiran Wali Kota Bogor Bima Arya soal tingginya angka positif Covid-19 dari klaster keluarga akhirnya terjadi.
Saat ini, Bima mengatakan ada 34 keluarga yang menjadi klaster Covid-19 dengan jumlah yang ditemukan terkonfirmasi positif adalah 134 orang.
“Satu hal yang kita khawatirkan hari ini terjadi, saya harus jujur sampaikan,” kata Bima dalam diskusi Penanganan Pandemi Virus Corona yang digelar ABC Indonesia secara virtual pada Jumat, 21 Agustus 2020.
Ia mengatakan, sebelumnya penularan di Bogor disebabkan oleh transmisi dari luar kota atau imported case. Namun sekarang, segalanya berbalik arah.
“Sekarang yang nomer satu adalah klaster keluarga,” kata Bima.
Menurut Bima, dari klaster transmisi lokal sudah ada 35 keluarga yang menyumbangkan 134 kasus Covid-19. “Bahkan ada satu keluarga yang positifnya 35 orang,” kata dia. Pertumbuhan kasus pun meningkat, dari yang biasanya 5 per hari kini 10 sampai 12 kasus per hari.
Ia mengatakan pola penyebaran biasa dilakukan oleh pemuda dan pemudi di usia produktif. “Kalau kita cek sebagian besar lansia dan anak anak tertular karena orang usia produktif dari luar rumah, tanpa gejala, datang ke rumah membawa virus,” ujar Bima.
Bima mengatakan, jika kondisi penularan di Kota Bogor tetap demikian, maka potensial akan zona merah dan bisa diterapkan PSBB kembali. “Ini suasana perang, unit lacak dan pantau bergerak cepat, saya betul-betul khawatir kalau masih biasa saja, kalau tidak cepat Bogor bisa jadi zona merah,” kata Bima Arya seperti dikutip dari laman resmi Pemkot Bogor, Selasa, 18 Agustus 2020.
RAFI ABIYYU