TEMPO.CO, Bekasi -Pemerintah Kota Bekasi akan mengetes secara masif penduduk di lingkungan yang terdapat klaster keluarga penularan Covid-19. Lokasinya tersebar di 36 kelurahan yang berada di 10 kecamatan.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan klaster keluarga menjadi penyumbang terbesar kasus Covid-19 selama dua pekan terakhir. Ia menyebut ada 155 keluarga dengan jumlah kasus 437 orang. Adapun secara kumulatif total kasus per Selasa lalu sebanyak 1324 dengan kasus aktif 225.
"Sasarannya rapid test di lingkungan yang ada klaster keluarga, untuk melihat perkembangan-perkembangan transmisi keluarga," kata Rahmat Effendi pada Jumat, 21 Agustus 2020.
Baca juga : Wali Kota Bekasi Izinkan Perlombaan 17 Agustus Saat Pandemi, Ini Syaratnya
Pemerintah daerah, kata Rahmat, memiliki stok alat rapid test sebanyak 60 ribu lebih, sedangkan reagen kit untuk swab test sebanyak 11 ribu lebih. Alat ini untuk mendeteksi penyebaran virus coronan melalui pelacakan interaksi setiap kasus.
"Kondisi transmisi keluarga ini tinggi," kata Rahmat Effendi.
Sumber penularannya, kata dia, adalah aktivitas masyarkat yang terkesan abai dengan protokol kesehatan ketika pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dilonggarkan menjadi adaptasi tatanan hidup baru masyarakat produkti aman Covid-19 sejak 2 Juni lalu.
"Kebanyakan mengunjungi keluarga di luar, mengunjungi satu sama lain, sehingga dampaknya ini," kata dia.
Meskipun infrastuktur kesehatan tersedia lengkap, Rahmat meminta masyarakat tidak acuh dengan Covid-19. Bahkan, pemerintah kembali meningkatkan karantina wilayah sekala mikro di lingkungan tingkat RT dan RW untuk menekan penularan Covid-19.
"Mensosialisasikan kembali (protokol kesehatan) di tingkat RW, seperti yang sudah dilakukan penanganan Covid-19 dari RW," kata Rahmat Effendi.
ADI WARSONO