TEMPO.CO, Jakarta - Dua eksekutor penembakan di Kelapa Gading, DM dan SY membeli motor bekas sebelum melakukan aksinya.
Motor bekas seharga Rp 13 juta itu kemudian dipasang pelat palsu oleh mereka.
Baca Juga:
"Para pelaku juga membeli perlengkapan ojek online seperti helm dan jaket untuk menyamar," ujar Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Nana Sudjana di kantornya, Jakarta Selatan, Senin, 24 Agustus 2020.
Usai memiliki perlengkapan ojek online dan sepeda motor lengkap dengan plat palsu, keduanya bergerak ke Ruko Royal Square Kelapa Gading, Jakarta Utara pada 13 Agustus 2020 pukul 09.30 WIB.
Target mereka adalah Sugianto, bos perusahaan pelayaran yang berkantor di sana.
DM dan SY mengintai kantor pelayaran tersebut. Hingga pada pukul 13.00 WIB, Sugianto keluar dari kantor untuk makan siang.
"Tersangka DM kemudian menghampiri korban, dia sempat berpapasan untuk memastikan wajah korbannya, kemudian kembali lagi dan menembak dari belakang," ujar Nana.
Total ada lima tembakan yang dilepaskan oleh DM. Sebanyak dua di antaranya melesat dan tiga mengenai bagian kepala serta pundak. Sugianto meregang nyawa di lokasi akibat tiga luka tembak tersebut.
Usai membunuh, DM segera lari ke arah SY yang sudah menunggu di atas sepeda motor. Mereka kemudian melarikan diri dan berkumpul dengan delapan tersangka lainnya.
Setelah delapan hari buron, polisi akhirnya menangkap 10 tersangka dalam kasus itu.
Kelompok pembunuh Sugianto ini ternyata didalangi karyawati perusahaan itu bernisial NL. Perempuan itu meminta suami sirinya MM untuk menyewa pembunuh bayaran dan menghabisi sang bos.
Alasan NL adalah sakit hati karena pernah dilecehkan dan diajak bersetubuh dengan korban. NL juga takut karena bosnya itu mengancam akan melaporkan ke polisi kasus penggelapan pajak yang dilakukannya.