Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pembunuhan Bos Pelayaran, Pelaku Bukan Penembak Ulung

image-gnews
Para tersangka dihadirkan dalam rilis kasus penembakan pengusaha pelayaran di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin, 24 Agustus 2020. TEMPO/M Taufan Rengganis
Para tersangka dihadirkan dalam rilis kasus penembakan pengusaha pelayaran di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin, 24 Agustus 2020. TEMPO/M Taufan Rengganis
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dicky Mahfud alias DM, eksekutor dalam kasus pembunuhan bos pelayaran Sugiyanto di Kelapa Gading ternyata bukan penembak ulung. Pembunuh bayaran ini bahkan belum pernah menggunakan senjata api sebelumnya. 

Sebelum penembakan di Kelapa Gading pada 13 Agustus 2020, Dicky sempat dilatih menembak oleh tersangka Arbain Junaedi alias AJ. 

Baca Juga:

"Saudara DM belum punya kemampuan menembak, sehingga yang bersangkutan dilatih menembak oleh AJ," kata Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Nana Sudjana di kantornya, Senin, 24 Agustus 2020. 

Pada saat berlatih, DM menggunakan senjata api Browning tipe BDA (Browning Double Action) 380 Auto warna hitam coklat. Pistol itu milik tersangka AJ yang dibeli seharga Rp 20 juta dari seseorang berinisial TH pada tahun 2012. 

Baca: Otak Penembakan di Kelapa Gading Pura-pura Kesurupan untuk Yakinkan Kelompoknya

Baca Juga:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah berlatih beberapa kali, Dicky bersama tersangka berinisial Syahrul alias SY berangkat ke Ruko Royal Square Kelapa Gading, Jakarta Utara. Mereka akan mengeksekusi Sugiyanto, bos dari tersangka otak penembakan di Kelapa Gading Nur Luthfiah alias NL. 

Setelah memantau sejak pagi, pembunuh bayaran itu menyergap Sugiyanto dari belakang. Ia melepaskan lima tembakan. "Sebanyak tiga tembakan menembus tubuh, dan dua meleset," kata Nana. 

Sugiyanto tewas di lokasi usai menerima tiga tembakan itu. Pelaku pembunuhan bos pelayaran itu kabur meninggalkan lokasi menggunakan sepeda motor yang dikendarai oleh Syahrul.

 

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada