Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Eksekutor Penembakan di Kelapa Gading Sempat Salat Istikharah

image-gnews
Para tersangka dihadirkan dalam rilis kasus penembakan pengusaha pelayaran di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin, 24 Agustus 2020. Otak pembunuhan tersebut dilakukan oleh seorang perempuan berinisial NL yang merupakan karyawan Sugianto. TEMPO/M Taufan Rengganis
Para tersangka dihadirkan dalam rilis kasus penembakan pengusaha pelayaran di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin, 24 Agustus 2020. Otak pembunuhan tersebut dilakukan oleh seorang perempuan berinisial NL yang merupakan karyawan Sugianto. TEMPO/M Taufan Rengganis
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dicky Mahfud yang menjadi eksekutor penembakan di Kelapa Gading tak langsung mengiyakan tawaran pekerjaan untuk membunuh bos pelayaran.

"Mohon maaf saya sudah taubat," kata Dicky kepada R, rekannya yang merupakan orang suruhan NL, otak dalam kasus pembunuhan ini dalam rekonstruksi di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa, 25 Agustus 2020.

Baca Juga:

Namun pendirian Dicky goyah saat R mengatakan pembunuhan itu merupakan perintah dari arwah orangtua Nur Luthfiah. Dicky, yang pernah menjadi murid dari orangtua Luthfi, merasa segan menolak tawaran itu. Ia kemudian meminta waktu untuk mempertimbangkan kembali tawaran tersebut. "Saya salat istikharah dulu, pak," ujar DM dalam sambungan telepon.

Nur Luthfiah sebelumnya ingin membunuh bosnya yang bernama Sugianto. Luthfi yang bekerja sebagai karyawan administrasi keuangan di perusahaan milik Sugianto itu mengaku kerap dilecehkan dan pernah diajak bersetubuh oleh sang bos.

Menurut perempuan itu, Sugianto juga mengancam akan melaporkannya ke polisi, karena Luthfi ketahuan menggelapkan uang pajak perusahaan. Ia kemudian menyampaikan keinginan itu ke suami sirinya, Maman.

Baca Juga:

Luthfi bahkan sempat pura-pura kesurupan untuk meyakinkan sang suami. Ia saat itu mengaku kerasukan roh ayahnya, dan meminta agar membunuh Sugianto. Maman kemudian menghubungi teman-temannya. Mereka kemudian menghubungi Dicky.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selang satu hari setelah menerima penawaran tersebut, Dicky akhirnya menyanggupinya. Ia kemudian berangkat ke Jakarta dari Bangka Belitung dan tiba pada 12 Agustus 2020.

Setelah sampai, Dicky sempat berlatih menembak singkat dengan pistol Browning Double Action 380 Auto milik tersangka AJ.
Besoknya pada 13 Agustus 2020, dengan ditemani tersangka SY, Dicky berangkat ke Ruko Royal Square Kelapa Gading dan menembak Sugianto.

Usai membunuh, Dicky bersama beberapa tersangka melarikan diri ke Lampung. Di sana ia kemudian menerima uang sebesar Rp 100 juta sebagai uang muka jasa pembunuhan dari Maman. Maman menjanjikan sisa uang Rp 100 juta akan diberikan oleh tersangka lainnya secara bertahap.

"Halal gak nih? Kalau halal saya terima," kata Dicky kepada Maman. Setelah dijawab Maman bahwa uang itu halal, baru lah Dicky menerima uang tersebut. Ia juga membagi-bagikan uang itu kepada beberapa tersangka lain, termasuk menyisihkannya sebesar Rp 20 juta untuk majelis taklim.

Setelah buron delapan hari sejak penembakan, polisi akhirnya berhasil menangkap 10 tersangka yang terlibat dalam kasus pembunuhan itu pada 21 Agustus 2020. Selain itu, polisi juga menangkap 2 tersangka lainnya yang menjual-belikan senjata api ilegal yang digunakan DM. Sehingga total jumlah tersangka dalam kasus ini sebanyak 12 orang.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada