TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan Gubernur DKI Anies Baswedan masih bisa melanjutkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi fase pertama. "Indikatornya masih stabil. DKI masih bisa tetap memperpanjang PSBB Transisi," kata Pandu saat dihubungi, Selasa, 25 Agustus 2020.
Pandu menuturkan indikator pantau pandemi DKI masih berada di skor 63 dari total 100. Indikator pantau tersebut dilihat dari data epidemiologi, kesehatan publik dan fasilitas kesehatan.
Untuk indikator data epidemiologi DKI telah menunjukkan warna merah dengan skor 38. Sedangkan kesehatan publik mempunyai skor 67 dan fasilitas kesehatan 83. "Sebenarnya keadaan masih relatif stabil," ujar Pandu yang juga membantu DKI dalam mengolah data epidemiologi.
Pandu Riono menuturkan indikator pantau pandemi di DKI bahkan cenderung membaik. Pada 26 Juli indikator DKI berada di angka 62, lalu menurun menjadi 58 pada 3 Agustus lalu dan naik kembali ke angka 60 pada 8 Agustus 2020.
"Pada 18 Agustus kemarin naik lagi menjadi 63. Jadi dari data indikator pantau pandemi ini DKI bisa tetap melanjutkan PSBB Transisi fase satu," ujarnya. Pada PSBB Transisi fase pertama DKI membatasi kegiatan ekonomi hingga sosial 50 persen dari kapasitas.
Selain itu, angka reproduksi efektif Covid-19 di DKI juga relatif stabil di angka 1,1, meski rasio positif Covid-19 di DKI terus melaju hingga menyentuh 10 persen. "Reproduksi efektif ini masih berada di angka 1, yang awalnya sempat menyentuh 4 pada April lalu."
Menurut dia, angka reproduksi Covid-19 ini memang harus ditekan hingga di bawah satu. Pemerintah mempunyai pekerjaan rumah untuk terus menekan penularan wabah ini. "Caranya dengan memperketat pengawasan di lokasi yang telah atau berpotensi menjadi klaster," ucapnya.