TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah disarankan melakukan karantina wilayah secara parsial terhadap wilayah yang tinggi penularan wabah Corona. Senior Biostatistician, European Organisation for Research and Treatment of Cancer Uni Eropa, Bakhtiar Hasan, mengatakan dari kajiannya negara yang berhasil menekan penularan virus adalah yang melakukan karantina wilayah atau lockdown.
"Karena kalau tidak ada lockdown akan ada kematian yang tinggi," kata Bakhtiar dalam diskusi daring bertema Jakarta dan Dunia Memerah Lagi yang digelar Populi Center, Sabtu, 29 Agustus 2020.
Dengan karantina sebagian wilayah pemerintah bisa memanfaatkan sumber daya untuk menangani pasien yang sudah terinfeksi dan dirawat di rumah sakit. Menurut dia, sebelum ada vaksin pemerintah harus bertindak hati-hati dalam menentukan kebijakan.
Masyarakat, kata dia, harus dipastikan menerapkan protokol kesehatan, menjalani karantina bagi yang telah terinfeksi. "Tetap kerja dari rumah sebelum ada vaksin."
Bakhtiar menjelaskan bahwa kebijakan apapun yang dilakukan pemerintah pasti bakal berdampak secara ekonomi. Negara yang melakukan karantina wilayah atau tidak, tetap mengalami guncangan ekonomi yang sama.
Ia mencontohkan, Swedia tidak melakukan karantina wilayah namun juga terkena dampak ekonomi karena seluruh dunia mengalami dampak ekonomi. "Melakukan lockdown atau tidak, tidak ada perbedaan dampak ekonominya."