TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif, memperkirakan melonjaknya kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta karena transmisi lokal yang sudah tak terkendali.
Syahrizal tidak begitu yakin libur panjang setelah pelonggaran PSBB menjadi penyebab penambahan pasien Covid-19 Ibu Kota yang mencapai 1.114 orang pada 30 Agustus.
"Dampak dari sebuah pelonggaran itu kan 14 hari. Nanti kita lihat 14 hari ke depan apakah kasus Jakarta turun. Rasanya Jakarta dari dulu sampai sekarang belum pernah turun," kata dia saat dihubungi, Senin, 31 Agustus 2020.
Dia menganggap kemampuan tes PCR di seluruh Indonesia, termasuk Jakarta masih terbatas. Meski pemeriksaan spesimen di Ibu Kota sudah empat kali lipat dari nasional, tapi menurut Syahrizal, jumlahnya masih lebih rendah ketimbang negara lain, seperti Amerika. Alhasil, transmisi lokal tak terkendali.
"Jadi di DKI banyak sekali kasus-kasus yang positif yang kita tidak tahu dia tertularnya dari mana," ujar dia.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI mencatat penambahan kasus Covid-19 menembus rekor tertinggi 1.114 orang. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Dwi Oktavia menduga kasus baru itu muncul karena tertular Covid-19 saat libur panjang akhir pekan pada 16-22 Agustus 2020.