TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui mengalami kesulitan untuk melakukan penyadaran pada masyarakat dalam menerapkan kebiasan baru di masa pandemi Covid-19 ini.
Anies mengungkapkan hal ini menyusul tembusnya kasus harian positif Covid-19 Jakarta di atas 1.000.
Anies mengatakan, hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi pihaknya sehingga perlu ada beberapa tahap yang harus dilakukan menuju kebiasaan baru seperti proses pengajaran dan pendidikan kepada masyarakat agar adaptasi kebiasaan baru itu menjadi salah satu budaya baru.
"Jadi fase yang paling menantang adalah fase pertama dan fase kedua. Ketika ada pengajaran, pendidikan, lalu pendisiplinan untuk menjadi kebiasaan. Kalau sudah jadi kebiasaan, ini menjadi budaya baru," kata Anies dalam sebuah diskusi virtual, Senin, 31 Agustus 2020.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mengatakan supaya kebiasaan baru tersebut sukses diterapkan, maka perlu ada kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah, yakni masyarakat menjalankan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak), sementara pemerintah menjalankan 3T (Testing, Tracing dan Treatment atau pengujian, penelusuran dan pengobatan)
"Jadi ini dikerjakan pemerintah bersama masyarakat. Jadi saya melihat kebiasaan ini adalah salah satu hal yang harus muncul pada kita," kata Anies.
Kasus wabah akibat virus corona jenis baru di Jakarta kembali meledak dalam beberapa hari terakhir ini. Padahal, belum lama ini Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahamad Riza Patria mengaku pihaknya punya cara untuk menekan laju penyebaran wabah ini.
Diketahui, pada Kamis, 27 Agustus 2020 Pemprov DKI mendeteksi pasien corona di Ibu Kota bertambah sebanyak 820 orang. Sehari kemudian kasus wabah mematikan itu tembus 816 orang, sementara pada hari Sabtu, 29 Agustus kasus penyakit menular itu mencapai 888 pasien dan pada Ahad, 30 Agustus kasus corona di Jakarta bahkan melonjak hingga 1.114 pasien baru.