TEMPO.CO, Jakarta - Camat Mampang Prapatan Djaharuddin mengonfirmasi bahwa jumlah kasus positif Covid-19 kumulatif di kecamatan yang ia pimpin saat ini telah mencapai 368 orang.
Menurut dia, lonjakan angka terjadi sejak pelaksanaan testing dan tracing yang semakin rutin dan masif, serta karena masih banyak warga yang melanggar protokol kesehatan sejak PSBB dilonggarkan.
“Penyebab pertama, rutin melakukan rapid dan swab test. Kedua, rutin melakukan tracing terhadap keluarga pasien positif Covid-19. Lalu, protokol kesehatan masih diabaikan dan dilanggar oleh masyarakat saat PSBB transisi ini,” ujar Djaharuddin saat dihubungi Tempo pada Rabu, 2 September 2020.
Berdasarkan laporan yang diberikan Djaharuddin, tercatat hingga Selasa, 1 September 2020, total kumulatif kasus positif Covid-19 di Kecamatan Mampang Prapatan mencapai 368 orang.
Angka tersebut merupakan gabungan dari 5 kelurahan, yaitu Kelurahan Tegal Parang (110 kasus), Kelurahan Pela Mampang (100 kasus), Kelurahan Mampang Prapatan (82 kasus), Kelurahan Bangka (60 kasus), dan Kelurahan Kuningan Barat (16 kasus).
Sebanyak 234 orang pasien telah dikonfirmasi sembuh, 19 orang meninggal, 27 orang masih dirawat, 88 orang melakukan isolasi mandiri, sedangkan 115 orang lainnya kini berada dalam pantauan.
Berdasarkan catatan tren peningkatan kasus, lonjakan besar pertama terjadi pada rentang 1-7 Agustus 2020 (33 kasus), lalu meningkat lagi pada 8-14 Agustus (59 kasus). Sempat terjadi penurunan pada 15-21 Agustus (31 kasus), kemudian mencapai puncaknya pada 22-28 Agustus (76 kasus), sebelum kembali menurun pada 31 Agustus - 1 September (30 kasus).
“Pokoknya bulan-bulan Agustus itu kita melakukan tes swab massal rutin di pasar, di tempat-tempat rawan kerumunan, juga atas permintaan warga, sehingga angkanya juga meningkat,” ujar Djaharuddin.
Sebagai upaya untuk menekan jumlah kasus positif Covid-19, Djaharuddin dan jajarannya tengah melakukan sejumlah upaya. Pertama, mengaktifkan fungsi gugus tugas RW dalam penanganan Covid-19 di wilayah. Kedua, menyosialisasikan protokol kesehatan 3M dengan melibatkan masyarakat dan kelompok masyarakat.
Selanjutnya, Djaharuddin membentuk kader Covid-19 di setiap rumah dan melakukan pengawasan secara rutin terhadap tempat-tempat usaha dan perkantoran untuk memastikan protokol diterapkan secara lebih ketat.
ACHMAD HAMUDI ASSEGAF