TEMPO.CO, Bekasi - Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane atau BBWSCC Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan menormalisasi Kali Bekasi sepanjang 11 kilometer mulai akhir tahun ini. "Rencana pengerjaannya 36 bulan atau 3 tahun," kata Kepala BBWSCC, Bambang Heri Mulyono, Minggu, 6 September 2020.
Ia menuturkan, desain normalisasi telah siap, yaitu penguatan tanggul dengan borpile di bagian bawah lalu dinding parapet sebagai tanggul atas. Tahap pertama alokasi dana dari Kementerian PUPR sebesar Rp 600 miliar. "Akhir tahun ini akan dimulai pengerjaannya," kata Bambang.
Baca Juga: Banjir Bekasi Meluas Akibat Kali Bekasi Luber
Menurut dia, normalisasi sepanjang 11 kilometer dari pertemuan Kali Cileungsi dan Kali Cikeas di Jatiasih sampai dengan Bendungan Bekasi. Tapi, lahan yang sudah siap untuk mendukung rencana itu baru sekitar enam kilometer. "Mudah-mudahan sambil berjalan ada penambahan," kata Bambang.
Sejumlah penduduk di bantaran Kali Bekasi menyambut baik rencana pemerintah pusat segera menormalisasi. Sebab, ancaman banjir masih terjadi jika konstruksi tanggul tidak kuat. "Awal tahun ini di tempat kami tanggulnya jebol," ucap Riki, warga Pondok Mitra Lestari, Jatiasih.
Banjir menyebabkan perumahan itu terendam air hingga ketinggian dua meter. Air mengalir di perumahan cukup deras karena ada tanggul yang jebol di Blok D. "Rumah sudah ditinggikan, tapi di dalam masih satu meter," ucap pengemudi ojek online ini.
Banjir awal tahun tidak hanya merendam komplek PML, hampir semua permukiman di bantaran Kali Bekasi dari Jatiasih sampai Bekasi Utara terendam banjir. Paling parah berada di komplek Pondok Gede Permai, Kecamatan Jatiasih. "Kalau bisa dikeruk juga kalinya, karena sekarang kondisinya mengalami pendangkalan," katanya.