TEMPO.CO, Bogor - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan tren penularan Covid-19 di daerah zona merah itu mulai menurun. Bima Arya menyebut penurunan itu adalah efek dari pembatasan sosial berskala mikro dan komunitas (PSBMK) serta razia masker dan razia tempat usaha.
"Sejak diberlakukannya PSBMK, angka temuan kasus positif Covid-19 terlihat mulai ada tren menurun," kata Bima Arya di Kota Bogor, Minggu 6 September 2020.
PSBMK di Kota Bogor diterapkan selama dua pekan, mulai 29 Agustus hingga 11 September 2020.
Pada hari Minggu, Bima Arya, yang pernah menderita Covid-19, mengunjungi langsung sejumlah RW zona merah di kotanya. Dalam kunjungan itu, dia didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno dan Kepala Satpol PP Kota Bogor Agustiansyah.
Lonjakan kasus positif Covid-19 di Kota Bogor dalam waktu singkat membuat kota itu masuk zona merah. Pemerintah kota menerjunkan relawan RW Siaga maupun Tim Deteksi Aktif atau Detektif Covid-19 untuk melacak dan memantau penyebaran virus corona di wilayahnya.
Baca juga: Bertemu di Kebun Raya Bogor, Bima Arya dan Ade Yasin Bikin Kesepakatan Covid-19
Pada penerapan PSBMK, pemerintah kota Bogor memberlakukan jam malam sehingga aktivitas warga di luar rumah menurun. "Razia yang dilakukan Satpol PP ada sanksi denda. Ada juga patroli yang terus mengingatkan warga. Kerumunan warga di tempat-tempat tertentu menjadi menurun," kata Bima Arya.
Penurunan aktivitas warga di luar rumah lewat pembatasan sosial ini diklaim membuat temuan kasus positif Covid-19 juga ikut menurun. Hari Minggu, temuan kasus baru hanya 12 orang.
"Ketika diberlakukan PSBMK pada 29 Agustus lalu, angka temuan positif Covid-19 sudah mencapai angka 20-an per hari," kata Bima Arya.
Wali Kota Bogor Bima Arya berharap penularan Covid-19 dapat ditekan sehingga kasus positif terus menurun. "Kita tunggu dalam empat hari ke depan, apakah ada penurunan lagi. Akan terus kita pelajari polanya, sambil menunggu evaluasi dari pemerintah pusat, apakah Kota Bogor masih zona merah atau sudah menurun," katanya.