TEMPO.CO, Jakarta - Komandan Pusat Polisi Militer, Mayor Jenderal TNI Eddy Rate Muis mengatakan pemeriksaan kasus penyerangan Markas Polsek Ciracas di Jakarta Timur, masih berlanjut. "Hari Rabu (9 September 2020) disampaikan hasilnya," ujar Eddy melalui pesan teks kepada Tempo, Senin, 7 September 2020.
Polsek Ciracas, Jakarta Timur diserang sekitar 100 orang pada Sabtu dini hari, 29 Agustus lalu. Sejumlah pelaku ditengarai anggota TNI. Sejumlah mobil seperti milik Wakil Kepala Polsek Ciracas dan bus operasional dirusak. Selain itu, pagar kantor polisi juga dirobohkan.
Sebelumnya, kata Eddy, ada indikasi kehadiran 8 anggota dari matra Angkatan Laut dan Angkatan Udara di Polsek Ciracas melalui hasil digital forensik. Para saksi dan terduga juga menyebutkan nama-nama yang hadir di lokasi perusakan.
“Ada juga di dalam foto, (tapi) baru sebatas berada di lokasi,” kata Eddy di Markas Pusat Polisi Angkatan Darat pada hari Kamis, 3 September 2020.
Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Darat Letnan Jenderal TNI Dodik Wijanarko menduga ada empat motif yang melatarbelakangi penyerangan Polsek Ciracas. Pertama, upaya pembalasan terhadap pengeroyokan terhadap Prada M. Ilham. “Meski kenyatannya Prada MI menyampaikan
berita bohong," kata Dodik di Markas Pusat Polisi Angkatan Darat pada hari Kamis, 3 September 2020.
Motif lainnya, kata Dodik, adalah karena merasa tidak puas dan tidak percaya atas keterangan polisi bahwa Prada MI mengalami kecelakaan tunggal. Juga kemungkinan adanya jiwa korsa terhadap Prada MI, dan pelampiasan karena terprovokasi berita bohong.
M YUSUF MANURUNG | MUHAMMAD BAQIR