TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI, Kamrussamad menganggap pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto merupakan cermin pola pikir pemerintah yang melihat sektor ekonomi lebih penting dari kesehatan dan keselamatan masyarakat.
Pernyataan Airlangga yang dimaksud berkaitan dengan Kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk kembali menerapkan PSBB di Ibu Kota.
"Dan ini merupakan problem utama sejak awal, takut lockdown akhirnya di-lockdown oleh puluhan negara, Takut perpanjang PSBB, akhirnya virus membuat peternakan sendiri dalam transmisi setiap komunitas warga," ujar Kamrussamad dalam keterangan tertulis pada Kamis, 10 September 2020.
Menurut Kamrussamad, indeks harga saham gabungan atau IHSG yang fluktuatif dalam masa pandemi Covid-19 adalah hal biasa. Karena itu menurut dia, tak perlu menyalahkan satu sama lain. Kamrussamad berujar, pemerintah sendiri yang mengatakan bahwa saat ini kita berada dalam situasi extra ordinary.
"Artinya sewaktu-waktu bisa terjadi turbulensi ekonomi nasional apalagi pasar modal seperti IHSG," ujar kader Partai Gerindra tersebut.
Kamrussamad menilai keputusan Anies Baswedan yang memberlakukan kembali PSBB mulai 14 September 2020 adalah langkah tepat. Alasannya, karena Dari 34 provinsi, baru DKI Jakarta yang memenuhi standar jumlah spesimen warga yang ditentukan oleh WHO.
"Hasilnya semua rumah sakit penuh pasien Covid. Bagaimana dengan provinsi lain," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Airlangga Hartarto memberikan tanggapan atas pengumuman Anies Baswedan mengenai rencana menerapkan kembali PSBB total. Dia menyinggung dampak ekonomi dari kebijakan itu.
"Hari ini indeks masih ada ketidakpastian akibat announcement gubernur DKI tadi malam hingga pagi tadi indeks sudah di bawah 5.000," ujar Airlangga dalam konferensi video, Kamis, 10 September 2020.
Menurut Airlangga, sebelumnya indeks telah membaik jika dibandingkan April lalu. Ia berujar sektor yang menunjukkan perbaikan sepanjang 1 April 2020-7 September 2020 antara lain adalah sektor industri kimia, pertanian, keuangan, pertambangan, dan konsumer.
Dalam kesempatan yang sama, ia mengingatkan bahwa dalam kondisi pandemi ini kebijakan gas dan rem harus dikendalikan secara cermat. Ia mengatakan kebijakan gas dan rem tidak bisa dilakukan secara mendadak.
"Kita harus menjaga kepercayaan publik, karena ekonomi ini tidak semua faktor fundamental tapi ada sentimen, terutama di sektor capital market," kata Airlangga.
IHSG berada di zona merah pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia atau BEI pada pagi hari ini, Kamis, 10 September 2020. Data RTI pada pukul 09.04 WIB menunjukkan bahwa IHSG berada di level 4.933 atau turun 216,3 poin (4,2 persen) dibanding penutupan sebelumnya di 5.084,3. Hal ini terjadi usai pengumuman penerapan kembali PSBB di DKI Jakarta.
M YUSUF MANURUNG | CAESAR AKBAR