TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya menyiapkan beberapa rencana untuk mengantisipasi tawuran di DKI Jakarta dan sekitarnya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan, Kapolda Metro Jaya sudah membentuk tim-tim untuk mengantisipasi kejadian tersebut, beroperasi baik daring maupun langsung.
“Pak Kapolda sudah membentuk tim kejahatan jalanan baik itu begal, tawuran, premanisme hingga 3C (curat, curas, curanmor). Tim sudah terbentuk dan telah bekerja sampai sekarang,” katanya.
Yusri menjelaskan memang ada beberapa lokasi yang rawan dijadikan tempat tawuran, dan pelakunya bukan hanya antarpelajar namun juga antarkelompok tertentu. Modus mengajak tawuran pun menurutnya belum tentu secara langsung, tapi bisa lewat media sosial.
Menurutnya hal itulah yang terjadi di beberapa lokasi seperti Jakarta Timur, Depok dan Jakarta Selatan. “Sistemnya itu mereka menantang lewat media sosial tapi tim sudah bekerja juga, dalam hal ini kami lakukan patroli siber di dunia maya. Kami sering lakukan preventif pencegahan.”
Lewat patroli daring ini, ia juga tidak menutup kemungkinan bagi polisi untuk mengamankan akun-akun yang dicurigai akan tawuran.
Selain mengawasi di media sosial, Yusri menambahkan polisi juga sudah memetakan lokasi-lokasi yang rawan tawuran dan jam-jam saat kejadian tersebut biasa berlangsung, guna mencegah tawuran sebelum terjadi secepat mungkin.
“3 pilar ini, bersama TNI, Polri, dan pemerintah daerah kita lakukan skala besar, kami lakukan patroli bersama,” kata dia.
Diketahui dalam beberapa pekan belakangan kejadian tawuran kerap terjadi di berbagai lokasi di Jakarta, seperti di kawasan pesisir Kalibaru, Jakarta Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, juga di Johar Baru, Jakarta Pusat.
Beberapa di antara kejadian tersebut sempat viral di media sosial, seperti foto dan video tawuran Kalibaru yang menampakkan pertikaian terjadi di laut. Sementara itu dalam tawuran di Kebayoran Lama, diketahui seorang pelajar berinisial MRR tewas karena luka bacok.
WINTANG WARASTRI