TEMPO.CO, Jakarta - Pada hari pertama PSBB Jakarta Jilid 2, pusat perbelanjaan Kuningan City tampak sepi pada Senin siang, pukul 12.30. Tidak tampak kerumunan pegawai kantoran yang biasanya memenuhi restoran di pusat perbelanjaan itu untuk bersantap siang.
Hanya beberapa restoran yang dibuka, sedangkan sejumlah tempat makan yang lain memilih tutup. Restoran yang tetap buka terlihat sudah menyesuaikan dengan peraturan PSBB yang melarang pengunjung makan di tempat. Mereka hanya menyediakan bangku tanpa meja yang diatur berjarak satu sama lain
Kondisi yang sama terlihat juga di sebuah kafe yang menjual berbagai penganan khas Perancis. Kursi hanya disediakan bagi pengunjung yang menunggu pesanan untuk dibawa pulang.
Erna, penjaga kafe tersebut terlihat sedang melayani seorang pembeli yang membeli croissant untuk dibawa pulang. Perempuan paruh baya tersebut menjelaskan bahwa mulai hari ini kafe tempatnya bekerja sudah tak lagi mengizinkan pembeli untuk bersantap di tempat, tak seperti masa PSBB Transisi sebelumnya.
Perubahan kebijakan ini berdampak langsung kepada kondisi kafe. Penjualan dari layanan pesan antar online maupun beli bawa pulang tak sebanding dengan ketika diperbolehkan makan di tempat.
“Mungkin orang sukanya sambil nongkrong ya, di sini, jadi jarang juga yang beli untuk dibawa pulang,” katanya.
Sejak Senin pagi, Erna baru melayani satu pesanan antar dan satu pembelian untuk dibawa pulang. Pada masa transisi, setidaknya ada 10 pelanggan yang datang pada pagi hingga siang hari dengan catatan kapasitas makan di tempat 50 persen kapasitas. Meski begitu ia belum bisa memperkirakan perbedaan jumlah omzet kali ini, lantaran PSBB baru dimulai.
Erna menceritakan sejak pandemi, shift kerja pegawai kafe itu menjadi lebih pendek. Sebelum pandemi mereka biasa bekerja 5 hari dalam seminggu dalam shift sepanjang 10 jam, namun sejak Kuningan City dibuka kembali Juli lalu, mereka hanya masuk 2 - 3 hari dan bekerja sepanjang 5 jam per shift.
“Gaji dipotong, harus bagi-bagi shift yang sudah sedikit ke karyawan lainnya,” ujar Budi, rekan kerja Erna.
Baca: PSBB Larang Makan di Tempat, Pemilik Warteg: Kami Butuh Jualan
Mereka berharap PSBB bisa kembali diperlonggar sehingga layanan makan di tempat dibuka lagi. “Yang penting patuh protokol kesehatan, kita di sini selalu jaga kok,” tambahnya.
Harapan senada juga dilontarkan oleh Andri dan Maya, dua karyawan toko pakaian di Kuningan City. Andri mengatakan semenjak PSBB Transisi yang membatasi jam buka pusat perbelanjaan, tokonya hanya memberlakukan satu shift dalam sehari.
“Biasanya kami bagi dua, tapi karena tutupnya lebih cepat sekarang cuma satu shift, kalau tidak nanti rugi di manajemen, tidak bisa bayar sewa mall,” ujarnya.
Mereka juga tidak menampik kemungkinan toko pakaian tersebut tutup apabila penjualan menurun selama beberapa pekan ke depan. “Maunya sih PSBB boleh tapi jam mall seperti biasa, supaya shift balik seperti biasa dan pemasukan normal tanpa merugikan toko,” ujarnya.
Kondisi mal yang sepi saat makan siang juga tampak di mall Fx Sudirman. Pusat perbelanjaan yang biasanya dipenuhi karyawan perkantoran di sekitarnya untuk makan siang itu kini sepi.
Hampir semua restoran dan kedai minuman tak lagi menyediakan fasilitas makan di tempat dan hanya melayani pesan antar seperti diatur dalam PSBB Jakarta. Tampak sebuah restoran menawarkan paket makanan takeaway dengan sejumlah promo.
WINTANG WARASTRI | TD