TEMPO.CO, Jakarta - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mencatat DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kasus Covid-19 pedagang tertinggi di Indonesia. Dari 1.344 kasus positif Covid-19 di Indonesia, sebanyak 321 pedagang berasal dari Jakarta.
"Total pedagang yang meninggal mencapai 47 orang secara nasional. Dari Jakarta satu orang," kata Ketua IKAPPI Abdullah Mansuri melalui keterangan tertulisnya, Selasa, 15 September 2020.
Pedagang yang terinfeksi virus corona telah tersebar di 239 pasar tradisional seluruh Indonesia. Sebanyak 51 pasar terpapar Covid-19 itu berada di Jakarta. "Data ini merupakan pukulan berat bagi kami, di saat kami sedang mengalami tekanan daya beli masyarakat yang menurun secara terus menerus."
Mansuri menuturkan sepekan terakhir para pedagang pasar telah mengalami penurunan omzet sekitar 60-70 Persen. Para pedagang telah berusaha bertahan di tengah tekanan ekonomi karena wabah ini.
IKAPPI meminta semua pihak ikut berpartisipasi dan berperan aktif membantu pedagang bangkit dari keterpurukan. IKAPPI juga berharap pemerintah pusat lebih fokus memperhatikan pedagang melalui program-program pemberdayaan, stimulus permodalan atau bantuan lain yang dapat meringankan beban pedagang. "Pedagang tetap terus bisa berdagang untuk mendistribusikan pangan bagi masyarakat," ucapnya.
Baca juga: Tolak Rencana Pasar Diawasi Preman, IKAPPI: Lebih Baik Pramuka
IKAPPI pun telah mengedukasi pedagang dengan pola persuasif, bukan dengan cara menakut-nakuti melalui penjagaan ketat organisasi masyarakat. Menurut dia, edukasi bakal mencerahkan para pedagang pentingnya protokol kesehatan.
"Misalnya kalau sampai pasar tutup karena ada yang positif siapa yang rugi? Atau kalau sampai harus isolasi dua minggu nggak bisa jualan, siapa yang rugi?," ujarnya. "Kami sedang dalam proses ulang melakukan edukasi berupa edaran dan sosialisasi melalui perwakilan-perwakilan IKAPPI di seluruh indonesia."
IKAPPI menyadari pandemi ini tidak hanya terjadi dalam waktu singkat. Pendemi ini akan mengubah kebiasaan lama pedagang dan memberlakukan kebiasaan baru dengan memperkuat protokol kesehatan.
Pesan besar yang harus disampaikan adalah saling menjaga selama pandemi untuk menekan kasus Covid-19 di pasar tradisional. Sebabnya, jika satu sakit, berdampak ke semua pedagang. "Jika ada yang sakit maka semua juga terkena imbasnya. Sehingga pedagang dapat menjaga diri dan mengingatkan sesama pedagang."