Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Epidemiolog Soal Masker Scuba dan Buff: Kemenkes Harus Bikin Standar, Sebab...

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Aksesoris buff yang sering dikenakan untuk menutupi wajah sebagai pengganti masker disebut tidak efektif dalam mencegah penularan virus corona. Hal ini diungkapkan oleh peneliti dari Duke University, Dr. Martin Fischer setelah menguji coba 14 tipe masker. NYpost.com/Emma Fischer, Duke University
Aksesoris buff yang sering dikenakan untuk menutupi wajah sebagai pengganti masker disebut tidak efektif dalam mencegah penularan virus corona. Hal ini diungkapkan oleh peneliti dari Duke University, Dr. Martin Fischer setelah menguji coba 14 tipe masker. NYpost.com/Emma Fischer, Duke University
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Epidemiolog Pandu Riono menilai Kementerian Kesehatan atau Kemenkes harus membuat standar ataupun regulasi yang jelas terkait jenis masker yang aman dan efektif untuk digunakan.

Hal itu ia sampaikan menanggapi imbauan PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) yang mendorong penumpang KRL untuk meninggalkan masker jenis scuba dan buff yang dianggap tak efektif menangkal debu, bakteri, dan virus. 

Gak ada yang bikin regulasi masker yang beredar itu seperti apa. Harusnya Kemenkes bikin. Bikin regulasi, supaya masyarakat terlindung,” kata Pandu saat dihubungi Tempo pada Rabu, 16 September 2020.

Baca juga : Jakarta PSBB Jilid 2, Begini Epidemiolog UI Sebut Penularan Covid-19 Tetap Bisa Ada

PT Kereta Commuter Indonesia tengah melakukan sosialisasi kepada pelanggannya untuk menghindari penggunaan masker jenis scuba dan buff, serta agar menggantinya dengan masker jenis lain yang dianggap lebih aman seperti masker bahan 3 lapis ataupun masker bedah.

Mengutip Varsoy Healthcare dan Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Covid-19 Wiku Adisasmito, PT KCI menjelaskan melalui unggahan di akun Instagram @commuterline pada Sabtu, 12 September 2020 lalu bahwa efektivitas masker jenis scuba dan buff dalam menangkal virus, bakteri, dan debu sangat rendah. 

Tingkat efektivitas kedua jenis masker tersebut disebut hanya berkisar di angka 0 hingga 5 persen saja. Angka tersebut jauh lebih rendah dari masker bahan 3 lapis (50-70 persen), masker bedah dan FFPI (80-95 persen), serta masker N95 (95-100 persen). 

Pandu mengatakan, informasi mengenai tingkat efektivitas masker itu harus didukung dengan rujukan yang terpercaya, khususnya dari pemerintah melalui standar dari Kementerian Kesehatan ataupun badan terkait lainnnya seperti BPOM.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Oleh karena itu, menurutnya, harus ada standar dan regulasi yang jelas dari pemerintah, sehingga masyarakat tidak bingung dan bisa memilih masker yang aman dan efektif digunakan untuk menangkal Covid-19. 

“Setiap informasi itu kan harus ada rujukannya. Pokoknya, dari Kemenkes itu harus ada yang membuat standar. Standar obat-obatan, standar alat-alat kesehatan, juga termasuk standar-standar masker,” demikian epidemiolog Pandu.

ACHMAD HAMUDI ASSEGAF | DA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

16 jam lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.


Kasus Korupsi APD di Kemenkes, KPK Panggil Saksi Lain untuk Konfirmasi Keterangan Politikus PDIP Ihsan Yunus

3 hari lalu

Anggota Komisi II DPR RI M Rakyan Ihsan Yunus duduk di ruang tunggu sebelum menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis 25 Februari 2021. Ihsan dipanggil sebagai saksi untuk tersangka MJS (Matheus Joko Santoso) dalam kasus dugaan suap pengadaan bantuan sosial (bansos) COVID-19 untuk wilayah Jabodetabek tahun 2020. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Kasus Korupsi APD di Kemenkes, KPK Panggil Saksi Lain untuk Konfirmasi Keterangan Politikus PDIP Ihsan Yunus

KPK mengatakan terdapat bukti mark up harga pada kasus korupsi APD di Kemenkes. Harga pengadaan APD sangat jauh dari kewajaran.


Anggota DPR Minta Pemerintah Batalkan Pemecatan 249 Nakes di Manggarai

3 hari lalu

Ribuan tenaga kesehatan atau Nakes berunjuk rasa di depan Monas untuk menagih janji pemerintah untuk mengangkat mereka menjadi aparat sipil negara atau ASN, Kamis, 22 Sepetember 2022. Nakes yang sudah menjadi garda terdepan melawan Covid-19 merasa dikhianati, sebelumya pemerintah menjanjikan mereka menjadi ASN di awal pandemi. TEMPO/Magang/Aqsa Hamka
Anggota DPR Minta Pemerintah Batalkan Pemecatan 249 Nakes di Manggarai

Pemerintah pusat diminta menjembatani Pemerintah Kabupaten Manggarai dan nakes yang dipecat untuk menemukan solusi bersama.


Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

4 hari lalu

Cacar monyet. WHO
Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Cacar monyet atau Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia.


5 Tes Kesehatan yang Perlu Dilakukan Bagi Pasangan Pra Nikah

4 hari lalu

Ilustrasi pernikahan outdoor di Candi Prambanan. Dok. istimewa
5 Tes Kesehatan yang Perlu Dilakukan Bagi Pasangan Pra Nikah

Tes kesehatan pra-nikah adalah langkah proaktif yang dapat membantu membangun dasar yang kuat untuk pernikahan yang sehat dan bahagia.


Politikus PDIP Ihsan Yunus Penuhi Pemeriksaan KPK sebagai Saksi Korupsi APD Kemenkes 2020

5 hari lalu

Anggota Komisi II DPR RI M Rakyan Ihsan Yunus duduk di ruang tunggu sebelum menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis 25 Februari 2021. Ihsan dipanggil sebagai saksi untuk tersangka MJS (Matheus Joko Santoso) dalam kasus dugaan suap pengadaan bantuan sosial (bansos) COVID-19 untuk wilayah Jabodetabek tahun 2020. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Politikus PDIP Ihsan Yunus Penuhi Pemeriksaan KPK sebagai Saksi Korupsi APD Kemenkes 2020

KPK memeriksa politikus PDIP Ihsan Yunus dalam kasus dugaan korupsi APD Kemenkes 2020 di Gedung Merah Putih KPK, Kamis, 18 April 2024.


Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

5 hari lalu

Tenaga Kesehatan menyuntikkan vaksin Inavac kepada warga saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Budaran HI, Jakarta, Minggu, 17 Desember 2023. Dinas Kesehatan DKI Jakarta dalam rangka Hari Kesehatan Nasional ke-59 menyelanggarakan cek kesehatan dan pencegahan obesitas serta vaksinasi gratis kepada warga untuk mencegah kenaikan kasus Covid-19. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

Anggota DPR geram atas kasus dugaan pemecatan 249 Tenaga Kesehatan (Nakes) non-ASN di Manggarai, NTT.


Penjelasan Kemenkes soal Isu Batalkan NIK PPPK Bidan Pendidik

6 hari lalu

Ilustrasi Bidan. shutterstock.com
Penjelasan Kemenkes soal Isu Batalkan NIK PPPK Bidan Pendidik

Sebelumnya, ratusan pelamar D4 Bidan Pendidik dinyatakan lulus seleksi PPPK 2023, Namun, pada April 2024, NI PPPK dibatalkan oleh Kemenkes.


Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

10 hari lalu

Ilustrasi cuci tangan. pixabay.com
Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

Hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau flu Singapura yang menyerang selama libur Lebaran 2024 sebabkan komplikasi penyakit lain. Ini pencegahannya


Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

10 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

Penyakit hand, foot, and mouth disease (HFMD) tidak turut libur. Kemenkes ingatkan bahayanya termasuk demam berdarah atau DBD.