TEMPO.CO, Jakarta - Perintah agar pasien positif Covid-19 tanpa gejala atau OTG di DKI Jakarta diisolasi di fasilitas pemerintah ikut mempengaruhi jumlah angkutan yang digunakan mengangkut pasien tersebut.
Selain ambulans, Pemerintah DKI Jakarta menggunakan bus sekolah untuk mengangkut pasien tanpa gejala tersebut.
Kepala Unit Pengelola Angkutan Sekolah (UPAS) Dinas Perhubungan DKI Ali Murtadho mengatakan pemanfaatan bus sekolah itu sejak Maret 2020.
Total ada tujuh unit bus yang dioperasikan mengangkut pasien Covid-19 menuju Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran Jakarta Pusat.
"satu bus kami muat 20 orang. Dulu kan sehari mungkin membawa dua, sekarang hampir 15-17," kata dia.
Bus sekolah ini pun telah mengalami modifikasi. Menurut Ali, di dalam bus dibuat seperti ambulans gawat darurat (AGD). Ada penyekat antara pengemudi dengan kabin bus. Bus ini juga tidak dilengkapi pendingin ruangan atau AC.
"Jadi ambulans yang kami modifikasi ini untuk yang OTG,' ujar dia.
Tim UPAS Dinas Perhubungan akan menjemput pasien di rumah sakit, puskesmas, atau titik tertentu yang telah disetujui Dinas Kesehatan DKI sesuai permintaan. Ada tenaga kesehatan ikut mengantar pasien.
"Kami didampingi dari AGD (ambulans gawat darurat) dan tenaga kesehatan rumah sakit yang meminta," jelasnya.
Sebelumnya, pemerintah DKI mengoperasikan bis sekolah guna membantu mobilitas tenaga medis menangani Covid-19 sejak akhir Maret. Belakangan ini beredar di media sosial Twitter sebuah bis sekolah warna kuning yang akan mengantar warga Palmerah ke RSD Wisma Atlet Kemayoran.
"Bus yang kuning isinya bukan anak sekolah, tapi mereka warga palmerah yang mau diantar ke wisma atlet," cuit akun @ArumBene.