TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto mengatakan banjir bandang di Kabupaten Bogor dan Sukabumi disebabkan karena hujan lebat.
Hujan lebat ini dipicu tiga fenomena, yakni kondisi atmosfer yang labil, gelombang Rossby ekuatorial, dan adanya daerah pertemuan angin atau konvergensi.
"Kombinasi dari ketiga fenomena atmosfer ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar Jawa Barat," kata dia dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tempo, Kamis, 24 September 2020.
Sebelumnya, banjir bandang terjadi di Kabupaten Bogor dan Sukabumi pada 21 September 2020. Saat itu pukul 15.00-19.00 WIB, BMKG mengamati adanya curah hujan berintensitas tinggi mencapi 110 mm di kawasan Citeko, Bogor.
Menurut Guswanto, potensi hujan lebat pada siang atau sore hari di Bogor dapat meningkatkan luapan air di sekitar aliran sungai Ciliwung. Untuk itu, dia mengimbau masyarakat mewaspadai potensi genangan.
Dia juga mengingatkan soal potensi cuaca ekstrem di masa peralihan musim atau pancaroba dari kemarau ke penghujan selama September-Oktober 2020. Di masa pancaroba diperkirakan turun hujan di beberapa wilayah Indonesia dengan intensitas sedang hingga lebat berdurasi singkat.
"Pada masa peralihan musim ini, perlu diwaspadai potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang, angin puting beliung, bahkan fenomena hujan es."