TEMPO.CO, Jakarta -Kasat Reskrim Polres Bandara Soekarno Hatta Komisaris Alexander Yurikho mengatakan ada 2 alasan dokter Eko Firstson melakukan pelecehan seksual dan penipuan saat rapid test terhadap penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta.
Kepada penyidik kepolisian, dokter itu menuturkan melakukan pencabulan dan penipuan karena menginginkan tambahan penghasilan. "Dia lakukan penipuan karena menginginkan uang lebih. Sedangkan pelecehan karena nafsu sesaat," kata Alex.
Baca Juga: Tersangka Pelecehan Rapid Test Bandara Pernah Goda Penumpang Lain
Adapun Eko diperiksa usai ditangkap di Balige, Samosir Toba, Sumatera Utara, pada Jumat, 25 September 2020. Saat itu ia bersama istri dan anaknya.
Eko mengaku baru pertama kali melakukan pelecehan dan penipuan. "Dia ngakunya baru pertama dan sekali," ujar Alex saat dihubungi, Sabtu, 26 September 2020. Namun penelusuran Tempo, seorang perempuan berinisial DD pernah dilecehkan juga. Kejadian berlangsung saat DD hendak berangkat ke Lampung dari Bandara Soekarno-Hatta pada Juli 2020.
Menurut dia, Eko menanyakan beberapa hal yang bersifat personal saat melakukan rapid test. Contohnya seperti menanyakan lokasi tinggal EFY di Lampung, berapa lama akan menetap dan lain sebagainya. Bahkan, Eko juga minta oleh-oleh.
Setibanya DD di Lampung, Eko beberapa kali menelepon, videocall dan WA. Serta mengirimkan pesan-pesan yang menurut DD merupakan pelecehan verbal. “Di salah satu obrolan kita dia mengarah ke fisik, ngomongin saya ‘ih kamu tuh seksi banget ya, aku tuh suka gimana gitu kalo ngeliatin kamu,’ langsung saya bentak ‘maksudnya apa ya?”
Selain itu, DD mengaku dokter Eko kerap menuliskan kata-kata diantaranya “kangen” dan “sayang” dalam pesannya. Masih lewat WhatsApp, Eko juga pernah berusaha mengajak DD untuk pergi makan bersama di Bandara.“Saya bilang dia tolong sopan, hubungan kita hanya dokter dan pasien, tolong jaga profesionalitasnya,” kata DD menanggapi hal tersebut.