TEMPO.CO, Bandung -Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, zona merah di Jawa Barat bertambah lagi. Pekan lalu zona merah di Bodebek misalnya, untuk zona Bodebek tersisa di Kota Bekasi, sisanya berada di Karawang dan Kota Cirebon.
“Minggu ini terjadi perubahan status, yang zona merah Covid-19 adalah Kota Bogor, kemudian Kabupaten Bekasi, Kota Depok, dan kemudian dua-duanya adalah Kota dan Kabupaten Cirebon,” kata dia, dalam konferensi pers yang digelar virtual selepas rapat Gugus Tugas Jawa Barat di Bandung, Senin, 28 September 2020.
Kendati demikian sejumlah indikator membaik. “Tingkat kematian per hari ini semakin turun, jadi yang meninggal semakin sedikit. Dua minggu lalu di 2,4 persen, sekarang di 1,8 persen. Yang sembuh juga semakin baik walaupun belum memuaskan, dua minggu lalu di 53 persen, sekarang sudah di 61 persen,” kata Ridwan Kamil.
Indikator angka reproduksi kasus Covid-19 di Jawa Barat juga membaik. “Angka reproduksi (RT) sebagai salah satu standar membaca epidemologi kita masih di kisaran 1,04, menandakan tingkat kecepatan penularan masih relatif terkendali,” kata Ridwan Kamil.
Baca juga : Pilkada 2020, Begini Ridwan Kamil Soroti Kota Depok dan Kabupaten Karawang
Ridwan Kamil mengklaim, lonjakan kasus yang terlaporkan dalam dua pekan terakhir bukan akibat kasus Covid-19 yagn melonjak. “Dalam dua minggu terakhir kasus di Jawa Barat itu 30-50 persen kasus lama, jadi bukan peningkatan yang drastis. Itu gara-gara kasus lama ter-input-nya itu banyak kendala sehingga yang dilaporkan harian itu tidak mencerminkan tren,” kata dia.
Situs Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat atau Pikobar misalnya mencatatkan pada 24 September 2020 dilaporkan 804 orang, besoknya pada 25 September 2020 dilaporkan bertambah 734 orang, pada 26 September 2020 turun jadi 386 orang. Sementara di Kota Depok pada 24 September 2020 tercatat penambahan 122 orang, lalu pada 25 September 2020 loncat menjadi 388 orang dalam sehari, dan 26 September 2020 turun drastis menjadi 88 orang.
Ridwan Kamil mengaku, masalah itu terjadi gara-gara server penerima kiriman laporan kasus di pemerintah pusat mengalami kendala. “Misal contoh pernah 700 (kasus), itu 300-an kasus bukan di hari itu, tapi di beberapa hari sebelumnya. Nah ini juga masih kita cari cara bagaimana yang kita tampilkan adalah selalu update harian,” kata dia.