TEMPO.CO, Tangerang -Satrio Katon Nugroho 18 tahun tersangka vandalisme atau pencoret Musala Darusalam Perumahan Villa Tangerang Elok Kelurahan Kuta Jaya Kecamatan Pasar Kemis Kabupaten Tangerang kesehariannya dalam pengawasan keluarga, seperti dikekang hidupnya.
Suhadi tetangga korban mengatakan Satrio ini jika keluar rumah selalu dicari bapaknya Karjono.
Musababnya kata Suhadi tidak begitu jelas, tapi warga sudah jamak mengetahui. "Setahu warga di sini, Satrio itu terapi rukyah,"kata Suhadi ditemui Tempo di Musala Darusalam Rabu 30 September 2020.
Namun secara fisik dia sehat, walau tidak bergaul. Suhadi juga mengatakan Satrio melakukan sholat berjamaah di Musala Darussalam (berjarak enam rumah dari musala).
Baca juga : Vandalisme Musala di Tangerang, Kapolda Bantetn Imbau Masyarakat Tak Terprovokasi
"Tapi sejak Idul Adha Satrio tak tampak di musala lagi,"kata Suhadi.
Suhadi mengatakan meski tidak mengenal dekat, tapi kalau bertemu warga pemuda ini mau menyapa. Satrio merupakan lulusan sekolah SMK swasta di Kota Tangerang.
Suhadi merupakan saksi yang pertama kali melihat perbuatan vandalisme di musala itu. Rumahnya berjarak sepelemparan batu dari Musala Darussalam.
"Saya syok begitu dipanggil Rifki (Rifki Hermawan) yang urung azan Ashar setelah mendapatkan musala acak-acakan,"kata Suhadi.
Bahkan Suhadi yang kemudian melaporkan ke Polsek Pasar Kemis dan mengunci tiga pintu musala; dua pintu di selatan dan satu pintu di barat. Pintu barat di jalan Rasamala inilah yang dijadikan jalan masuk dan keluar Satrio melancarkan aksinya menulis; saya kafir, anti Islam, tidak ridho, anti khilafah dengan cat pilox hitam. Aksi lain menyobek Al Quran dan menggunting sajadah.
Suhadi mengatakan dia semula tidak tahu pelaku vandalisme itu adalah Satrio. "Saya baru tahu setelah melihatnya di kantor polisi bahwa pelakunya Satrio tetangga kami," kata Suhadi.
Sejumlah tetangga dimintai keterangan seperti Rifki dan Saifudin Nanggok, ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Musala Darusalam. Suhadi belum dipanggil kepolisian. "Kalau diperlukan keterangan kata polisi baru saya dipanggil,"katanya.
Suhadi mengatakan Satrio merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Kakak lelakinya Aji merupakan anggota Polri yang bertugas di Polda Metro Jaya.
"Karena dinas kakaknya jarang berada di rumah,"ujar Suhadi.
Kapolres Kota Tangerang di Tigaraksa Komisaris besar Ade Ary Syam Indradi mengatakan saat ini penyidik masih mendalami keterangan tersangka Satrio.
"Kami masih lakukan pemeriksaan intensif, keterangan tersangka berubah-ubah,"kata Ade Ary.
Meski masih dalam pemeriksaan intensif namun Satrio statusnya sudah naik menjadi tersangka penodaan agama. Satrio diancam dengan pasal 156 KUHP tentang penodaan agama.
Aksi vandalisme yang dilakukan Satrio ini viral. Mahasiswa Fakultas Psikologi di sebuah universitas swasta di Jakarta ini telah menulis kata berbau SARA di Musala Darussalam tak jauh dari rumahnya pada Selasa siang 29 September 2020.
Lihat juga: Aksi gotong-royong warga bersihkan musala yang dicorat-coret di Tangerang
AYU CIPTA