TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat tiga komoditi tertinggi penyumbang tingkat inflasi Jakarta pada September 2020.
Kepala BPS DKI Buyung Airlangga menyampaikan, penyumbang tertinggi berasal dari sektor pendidikan lantaran iuran perguruan tinggi naik 0,11 persen.
"Kemudian perhiasan dan emas naik 0,03 persen dan bawang putih naik 0,01 persen," kata dia dalam konferensi pers virtual, Kamis, 1 Oktober 2020.
Menurut dia, Jakarta mengalami inflasi 0,02 persen pada September 2020. Angka ini naik ketimbang satu bulan sebelumnya yang deflasi minus 0,1 persen. Sementara inflasi DKI dengan perbandingan year on year (yoy) pada September adalah 1,76 persen.
Buyung melanjutkan, komoditi yang menyumbang inflasi terendah adalah telur ayam ras, daging ayam ras, dan angkutan udara. Bahkan, Buyung berujar, tiga komoditi ini mengalami deflasi.
Harga telur ayam ras turun atau deflasi minus 0,02 persen, daging ayam ras turun minus 0,04 persen, dan angkutan udara minus 0,071 persen. "Ini adalah tiga komoditi yang menyebabkan turunnya atau rendahnya inflasi di DKI pada September 2020," ucap dia.
Baca juga: BPS Catat DKI Inflasi 0,02 Persen pada September 2020, Jakarta Urutan 31
Buyung menjelaskan, ada beberapa kelompok pengeluaran yang juga mengalami inflasi dan deflasi. Kelompok pengeluaran dengan inflasi tertinggi adalah sektor pendidikan sebesar 1,88 persen. Kemudian diikuti dengan pengeluaran dari perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,56 persen); kesehatan (0,31 persen); rekreasi, olahraga, dan budaya (0,08 persen).
Selain inflasi, ada kelompok pengeluaran yang turun atau deflasi antara lain makanan (minus 0,41 persen) dan transportasi (minus 0,59 persen).