TEMPO.CO, Jakarta - MRT Jakarta beroperasi normal pada Jumat pagi ini setelah terdampak demo tolak omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja pada Kamis malam. Corporate Secretary Division Head PT Mass Rapid Transit Jakarta Muhamad Kamaluddin memastikan kereta dapat melintasi seluruh stasiun MRT, yang berjumlah 13.
"Mulai besok Jumat, 9 Oktober 2020 layanan operasional MRT Jakarta akan kembali melayani seluruh stasiun dari Stasiun MRT Lebak Bulus Grab sampai dengan Stasiun MRT Bundaran HI," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis malam, 8 Oktober 2020.
Waktu operasional juga tetap sama seperti kebijakan sebelumnya, yaitu 05.00-19.00. Jadwal ini berlaku selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI.
"Dengan jarak antar kereta (headway) 10 menit," ujar dia.
Kemarin, massa buruh dan mahasiswa kembali menggelar demo Omnibus Law ke kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, Harmoni, dan Gedung DPR. Mereka menuntut omnibus law UU Cipta Kerja dicabut.
Demo buruh dan mahasiswa itu sempat ricuh di kawasan Patung Kuda. Massa juga membakar sejumlah pos polisi dan 11 halte bus Transjakarta. Sejumlah fasilitas MRT juga rusak. MRT Jakarta mencatat kaca pintu masuk Stasiun MRT Bundaran HI dan Setiabudi Astra hancur.
Baca juga: Situasi Demo Tolak UU Cipta Kerja Tak Kondusif, 7 Stasiun MRT Jakarta Ditutup
Selain itu, Kamaluddin mencatat dua perangkat ekskavator mini milik kontraktor paket pengerjaan CP201 terbakar. Pagar proyek pun rusak.
Itu sebabnya, MRT Jakarta sempat menutup tujuh stasiun. Kereta hanya beroperasi dari Stasiun Lebak Bulus sampai Stasiun Blok M BCA pada Kamis kemarin. Seluruh stasiun bawah tanah pun ditutup pada 18.00 atau satu jam lebih cepat dari jadwal sebenarnya ketika demo tolak omnibus law UU Cipta Kerja berlangsung kemarin.