TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Juaini Yusuf mengatakan perbaikan saluran penghubung Kali Setu yang menyebabkan banjir di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan tak bisa rampung dalam waktu cepat. "Perlu waktu. Kalau soal ini kan akses masuknya agak susah," kata dia, Ahad, 11 Oktober 2020. Dinas berupaya melakukan perbaikan dalam waktu dua pekan.
Banjir itu terjadi di Jalan Damai, RT 04/02, Kelurahan Ciganjur, Kecamatan Jakarsa, Jakarta Selatan pada Sabtu, 10 Oktober 2020. Turap Perumahan Melati Residence longsor, sehingga menutupi saluran penghubung Kali Setu.
Tertutupnya saluran menyebabkan air melimpas ke daratan dan banjir di permukiman. Sebanyak 300 rumah terendam banjir dan tiga orang jadi korban. Satu orang meninggal.
Juaini menyampaikan pembersihan puing akan banyak dikerjakan secara manual karena sulitnya akses masuk. Namun, tiga ekskavator tetap diturunkan untuk mempercepat pembongkaran puing.
"Yang utama kan buang puing-puing yang ganjal saluran. Diangkat baru kami proses rekonstruksi lagi," ujar dia.
Perlu ada koordinasi dengan pengembang Perumahan Melati Residence. Juaini mengatakan pengembang juga harus bertanggung jawab.
Camat Jagakarsa Alamsyah menduga ada kelalaian pengembang dalam proses pembangunan perumahan. Sebab, perumahan tepat dibangun di bantaran kali. Padahal, pemerintah mempunyai aturan batas sepadan kali hingga 20 meter.