TEMPO.CO, Jakarta -Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Nana Sudjana menanggapi aksi demonstrasi massa Aliansi Nasional Anti Komunis (ANAK) NKRI dalam Aksi 1310 Omnibus Law yang berakhir ricuh.
Menurutnya kerusuhan bukan disebabkan oleh massa pendemo, melainkan anarko.
“Kami memang sudah ada kesepakatan selesai jam 16.00 WIB. Ketika ANAK NKRI selesai mereka kembali, anak-anak anarko inilah kemudian bermain,” kata Nana saat ditemui di depan Halte Bank BNI, Jakarta Pusat, Selasa sore, 13 Oktober 2020.
Baca juga : Perusuh Aksi 1310 Dibubarkan, Bundaran HI Hingga Tugu Tani Bisa Dilewati
Menurutnya ada sekitar 6000 massa yang mengikuti aksi, 4000 diantaranya tergabung dalam aliansi tersebut sementara sisanya adalah massa gabungan dari berbagai elemen masyarakat, seperti mahasiswa dan pelajar. “Pelajar ini ada yang STM, yang selama ini kita sebut anarko,” jelasnya.
Menurut pantauan Tempo, massa Aksi 1310 mulai berubah ricuh beberapa menit lepas pukul 16.00 WIB.
Terlihat truk komando ANAK NKRI sudah meninggalkan lokasi, berikut massa mereka yang kebanyakan berseragam putih-putih. Tinggalah kerumunan yang kebanyakan terdiri dari pemuda usia pelajar.
Mereka mulai melempar botol air dan batu ke arah polisi, namun aparat sempat bertahan dalam barisan mereka. Sekitar 15 menit kemudian, polisi akhirnya membubarkan massa menggunakan gas air mata.
Lihat juga: Suasana Kericuhan Dalam Aksi 1310 Tolak Omnibus Law
WINTANG WARASTRI l DA