TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan keberhasilan PSBB Jakarta dalam menanggulangi Covid-19 bergantung terhadap partisipasi masyarakat.
"Disiplin protokol kesehatan yang menentukan keberhasilan menanggulangi Covid-19," kata Tri saat dihubungi, Rabu, 14 Oktober 2020.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali memberlakukan PSBB Transisi setelah menginjak rem darurat selama empat pekan sejak 14 September hingga 11 Oktober 2020. Masa transisi di Ibu Kota kembali diterapkan selama 14 hari sejak 12 Oktober hingga 25 Oktober mendatang.
Menurut Tri, PSBB jilid dua itu belum efektif karena hanya 20 persen masyarakat yang mematuhi anjuran pemerintah untuk tetap di rumah. Pada PSBB pertama, 10 April hingga 4 Juni lalu, tergolong cukup efektif karena warga yang patuh mencapai 60 persen.
Kata Tri, Pemerintah DKI harus terus mengulang edukasi kepada masyarakat yang mulai jenuh terhadap protokol kesehatan 3M, yaitu #PakaiMasker, #JagaJarak dan#CuciTanganPakaiSabun.
"Kunci keberhasilan PSBB sekarang adalah edukasi. Kalau masyarakat paham dan mau menerapkan protokol kesehatan, penularan Covid-19 bisa dicegah."
Epidemiolog itu menyarankan pemerintah tidak hanya mengandalkan sosial media untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.
Baca juga: Wagub DKI Setuju DPRD Ikut Pembahasan PSBB, Termasuk PSBB Transisi
Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia itu menyarankan pemerintah memberikan sosialisasi yang memberikan efek untuk diingat pada masa PSBB Transisi ini. "Pemerintah bisa mencoba buat selembaran soal Covid-19 dan disebar di permukiman padat melalui helikopter," ujarnya. "Kalau lewat sosmed saja belum tentu ibu-ibu baca."