TEMPO.CO, Jakarta - Rekaman video yang memperlihatkan aparat kepolisian menyerang dan menembaki mobil ambulans milik Team Rescue Ambulance Jakarta atau TRAJ viral di media sosial. Peristiwa itu terjadi setelah demonstrasi bertajuk Aksi 1310 Menolak Omnibus Law berujung ricuh.
Berikut ini adalah 5 fakta dari penyerangan ambulans tersebut.
1. Ditembaki karena Mencurigakan
Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Heru Novianto mengatakan ambulans tersebut awalnya diminta berhenti oleh petugas. Namun menurut dia, pengemudi ambulans tidak mengindahkan perintah.
"Justru tancap gas, bahkan mau nabrak anggota sehingga menimbulkan kecurigaan petugas," kata Heru saat dikonfirmasi, Rabu, 14 Oktober 2020.
Akibat peristiwa itu, Heru mengatakan, sebanyak tiga petugas ambulans telah ditangkap oleh polisi. Saat ini, ketiganya disebut masih menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya.
2. Tiga Petugas Ambulans Ditangkap
Polisi menangkap tiga petugas ambulans TRAJ karena diduga ingin menabrak aparat dan mencurigakan. Saat ini ketiganya telah dibawa ke Polda Metro Jaya untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Adapun ketiga terduga pelaku itu merupakan tenaga medis yang bersiaga di dalam ambulans. Dalam foto penangkapan mereka yang diterima Tempo, para tenaga medis itu diikat menggunakan kabel tis dengan seragam medis yang masih dikenakan.
3. Diduga Membawa Batu untuk Tawuran
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus memberi alasan petugas menembaki gas air mata ke mobil ambulans di kawasan Menteng, Jakarta Pusat saat berlangsungnya demonstrasi penolakan Undang-Undang Cipta Kerja oleh Persaudaraan Alumni 212 Cs, Selasa, 13 Oktober lalu.
Dia berujar, pada saat itu polisi sedang memberhentikan rangkaian kendaraan yang lewat. Rangkaian pertama adalah para sepeda motor, kedua adalah ambulans, dan ketiga adalah ambulans lagi. Ambulans terakhir yang akhirnya ditembaki gas air mata oleh petugas.
"Hasil keterangan awal ada dugaan bahwa ambulans itu bukan untuk kesehatan, tapi untuk mengirimkan logistik, dan indikasi batu untuk para pendemo," kata dia.
Ia mengatakan polisi masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap orang-orang yang ditangkap dalam ambulans. Termasuk keterangan dari salah satunya yang mengaku mengirimkan logistik dan batu."Teman-teman tunggu saja," kata dia
4. Hanya Ambulans TRAJ yang Tidak Mau Berhenti
Yusri Yunus mengatakan polisi menembakkan gas air mata ke ambulans berstiker Team Rescue Ambulance Jakarta (TRAJ) karena kendaraan itu melarikan diri saat dihentikan. Sementara kendaraan lain yang juga disetop, kata dia, tidak kabur.
"Itu menimbulkan kecurigaan bagi petugas, sementara yang rangkaian motor (juga dihentikan polisi) tidak bergerak, yang rangkaian kedua adalah ambulans lain, juga tidak apa-apa," kata Yusri.
5. Pemilik Ambulans Bantah Bawa Batu dan Bom Molotov
Melalui akun media sosial resminya, TRAJ angkat bicara soal penyerangan unit ambulansnya oleh polisi saat Aksi 1310. Dalam akun Instagram mereka, @traj_official, membantah tudingan yang mengatakan unit ambulansnya membawa batu untuk menyuplai pendemo berbuat kerusuhan dalam aksi tersebut.
"Kami meluruskan bahwa berita yg beredar dan sempat viral itu hoaks. Kami hanya ingin menolong sesama, baik itu pendemo ataupun aparat sekalipun," bunyi pengumuman di akun tersebut pada Kamis, 15 Oktober 2020. Tempo telah meminta izin mengutip pernyataan di postingan tersebut.
Komunitas tersebut mengatakan, timnya terjun ke lokasi demonstrasi untuk melakukan misi kemanusiaan. TRAJ pada saat itu hanya ingin menolong siapapun mereka yang membutuhkan bantuan medis, baik itu polisi ataupun massa.
"Kami pun punya keluarga yang menunggu kami pulang dengan selamat," bunyi pengumuman tersebut.
M JULNIS FIRMANSYAH l YUSUF MANURUNG