Pompa apung ini telah digunakan Sudin SDA Jaksel untuk menyedot banjir di Ciganjur akibat longsor turap perumahan di anak Kali Setu. Total ada dua unit pompa apung yang diturunkan.
"Dengan bertambahnya pompa apung ini genangan yang sering terjadi itu bisa secepatnya kita keringkan," ujar Mustajab.
Sebelumnya, Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta membagikan 65 pompa apung ke lima suku dinas di Ibu Kota. Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Juaini Yusuf mengatakan pompa apung ini lebih fleksibel ketimbang pompa bergerak karena lebih kecil dan ringan.
Pompa apung ini bisa diangkat oleh dua orang. Sedangkan pompa bergerak harus diangkat setidaknya oleh delapan hingga 10 orang. Selain itu meski ukurannya lebih kecil, daya sedotnya cukup besar dengan diameter pipa satu meter. Pompa apung ini memiliki daya sedot sekitar 50 liter per detik dan bentuknya sangat sederhana serta praktis dipakai di daerah dan jalan yang terjadi genangan.
Baca juga: Persiapan Banjir Jakarta, Pompa Hingga Sumur Resapan Jadi Andalan
Pompa apung bisa dipakai di permukiman padat yang sempit. Berbeda dengan pompa mobile yang tidak bisa masuk jika jalan sempit. Pompa apung ini juga bisa ditaruh ke air, karena dapat mengapung. Selangnya bisa sampai 100 meter.
Penyerahan pompa apung ini, sekaligus untuk mendukung program Gerebek Lumpur untuk mengantisipasi banjir saat musim hujan. Dalam program ini, Dinas dan Sudin SDA menggiatkan pengerukan lumpur di saluran air, waduk, hingga sungai.