TEMPO.CO, Jakarta - Memperingati tiga tahun pemerintahan Gubernur Anies Baswedan, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jakarta mengingatkan kembali pentingnya melaksanakan program yang bersifat jangka menengah dan panjang untuk mengantisipasi banjir. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta dari Fraksi PSI Idris Ahmad mengatakan salah satu program yang dimaksud adalah normalisasi atau naturalisasi sungai.
“Pada momen 3 tahun ini kami ingin mengingatkan kembali kepada Pak Anies bahwa ada pekerjaan rumah penanggulangan banjir yang harusnya diselesaikan secara fundamental, yaitu menghasilkan program-program normalisasi,” kata Idris dalam konferensi pers secara daring yang digelar pada Jumat, 16 Oktober 2020.
Idris menilai, yang dilakukan Pemerintah DKI Jakarta saat ini adalah hal-hal yang memang seharusnya sudah menjadi pekerjaan sehari-hari dalam mengantisipasi banjir. Di antaranya kegiatan gerebek lumpur dan pembersihan sejumlah saluran air yang sedang dilakukan. “Kami hanya melihat sekarang penanganan-penanganan yang sifatnya reaktif, bukan jangka panjang.” PSI Berharap tidak terjadi banjir seperti Januari lalu.
Untuk mengantisipasi banjir di musim penghujan, Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Juani Yusuf tiga pekan lalu mengatakan akan memaksimalkan penggunaan pompa hingga sumur resapan untuk pengendalian banjir Jakarta. Langkah-langkah pengendalian banjir Jakarta itu tertuang dalam instruksi Gubernur Nomor 55 tahun 2020 tentang Percepatan Peningkatan Sistem Pengendalian Banjir di Era Perubahan Iklim.
Saat ini, DKI memiliki 478 unit pompa pengendali banjir. Meski rata-rata berusia di atas 10 tahun, hanya dua sampai tiga persen pompa yang rusak. Sisanya bisa berfungsi baik. Selain pemeliharaan pompa, DKI juga mempercepat pembangunan sumur resapan di lokasi rawan genangan. Termasuk di gedung milik Pemprov DKI Jakarta, seperti di kantor kelurahan, kecamatan, puskesmas dan sebagainya.
Rencananya akan terdapat 300 sumur resapan yang dibangun tahun ini. Sedangkan jumlah keseluruhan dari total tahun sebelumnya sudah mencapai sekitar tiga sampai empat ribu titik.