TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki minggu ke-65, revitalisasi TIM atau Taman Ismail Marzuki di Cikini, Jakarta Pusat, sudah mencapai 38,37 persen untuk proyek tahap pertama.
Manajer proyek revitalisasi TIM Tabah Noekman mengatakan pada tahap pertama ini, revitalisasi pos pemadam kebakaran telah 84,84 persen, Gedung Perpustakaan dan Wisma Seni 17,90 persen, dan Masjid Amir Hamzah rampung.
“Masjid ini sudah dapat digunakan oleh masyarakat sekitar untuk beribadah,” ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 16 Oktober 2020.
Proyek revitalisasi TIM dilakukan dalam dua tahap. Alasannya, menurut Tabah, lantaran keunikan jenis bangunan yang memiliki karakter dan jenis berbeda-beda.
Dalam kompleks TIM ada gedung pertunjukan, bioskop, perpustakaan, kantor, wisma, hingga bangunan pendidikan seperti planetarium. “Kalau dibangun dalam satu fase sulit, karena ini multi-building. Unik sebetulnya, sebab semua unsur di TIM ada mulai dari pendidikan, seni budaya, film, theatre, dan lain sebagainya,” ucap Tabah.
Pada tahap pertama ini, proyek Revitalisasi Taman Ismail Marzuki dimulai dan difokuskan pada Masjid Amir Hamzah, gedung parkir, pos pemadam kebakaran, serta gedung perpustakaan dan wisma seni. Sementara itu, pada tahap kedua proyek pengerjaan akan difokuskan pada gedung pertunjukan, Planetarium beserta gedung yang melingkarinya. Selain itu, juga akan dibangun lokasi teater halaman serta infrastruktur di kawasannya.
Proyek revitalisasi TIM tetap berjalan di tengah pandemi Covid-19 di Jakarta. Alasannya, menurut Tabah, sektor usaha bidang konstruksi mendapat pengecualian dari daftar perusahaan yang harus berhenti beroperasi dan mempekerjakan karyawannya dari rumah semasa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Baca juga: 5 Kritik Seniman Soal Revitalisasi TIM
Ia pun memastikan protokol kesehatan diterapkan secara ketat dan disiplin di area proyek Revitalisasi TIM di Cikini. “Protokol ketat. Misalnya setiap orang yang datang kita harus cek suhu tubuhnya. Nanti kita kasih label berapa suhunya. Untuk pekerja kalau ada yang panas berlebih kami isolasi dan setiap bulan kami rapid test,” kata Tabah.