TEMPO.CO, Jakarta -Sebanyak 14 pimpinan organisasi kemasyarakatan disingkat ormas di Jakarta Timur mendeklarasikan kesiapan menjaga kondusivitas wilayah saat berlangsung aksi demo UU Cipta Kerja di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa besok.
Deklarasi dipimpin Kapolrestro Jakarta Timur Kombes Pol Arie Ardian bertempat di Gelanggang Olahraga (GOR) Otista, Jatinegara, Senin, 19 Oktober 2020.
"Kami telah membentuk wadah untuk ormas-ormas di Jakarta Timur bernama Koordinasi Ormas Besar Jakarta Timur, sehingga kalau ada yang berpotensi, segera koordinasi," kata Arie.
Belasan pimpinan ormas diberikan pengarahan seputar semangat nasionalisme serta sejumlah peraturan dalam aktivitas penyampaian pendapat di muka umum.
Sejumlah ormas yang hadir di antaranya Forum Betawi Rempug (FBR), Pemuda Pancasila (PP), Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi), Laskar Merah Putih (LMP), GP Anshor, hingga Badan Pembina Potensi Keluarga Besar ( BPPKB) Banten.
Arie berpesan kepada seluruh ormas yang akan menggelar aksi di Istana Negara Jakarta Pusat, untuk mengantisipasi provokasi yang dapat memicu perbuatan anarkis.
"Situasi sekarang kita berikrar semua ormas jaga nama baik Jakarta Timur, tidak boleh terprovokasi apalagi ikut serta berbuat anarkis. Kita punya visi yang sama, Jaktim harus kondusif," katanya.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto mengatakan sebanyak 6.000 petugas keamanan disiagakan untuk menjaga aksi demo tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di Patung Kuda Arjuna Wiwaha pada Selasa, 20 Oktober 2020.
"Kalau di sekitar Istana, sudah kita petakan sekitar 6.000 personel keamanan," ujarnya.
Pihaknya telah mendapatkan pemberitahuan terkait adanya aksi yang ditujukan untuk Istana Merdeka, namun belum diketahui tuntutan aksi tersebut.
"Mereka nanti gabungan massanya, ada dari mahasiswa, ada dari ormas, ada beberapa elemen yang akan turun," ujar Heru.
Baca juga :
ANTARA