TEMPO.CO, Jakarta - Polres Jakarta Selatan dan Suku Dinas Pendidikan bekerja sama untuk mengurangi jumlah pelajar yang ikut demo Omnibus Law UU Cipta Kerja.
Wakapolres Jakarta Selatan AKBP Agustinus Agus Rahmanto mengatakan kolaborasi itu terbukti menurunkan jumlah pelajar yang terlibat demo pada 20 Oktober 2020.
"Faktanya kemarin para pelajar diberikan tugas banyak sekali, kita tidak tahu apakah pemberian tugas ini setelah kita berikan imbauan soal akan ada unjuk rasa dan tugas diberikan kepada adik-adik kita, terakhir yang unjuk rasa kemarin, sangat sedikit pelajar yang diamankan," kata AKBP Agus di Mako Polres Jakarta Selatan, Kamis 22 Oktober 2020.
Keterlibatan pelajar dalam unjuk rasa Omnibus Law menjadi perhatian serius banyak pihak. Terlebih unjuk rasa tersebut berlangsung anarkis hingga merusak sejumlah fasilitas umum.
Polres Jakarta Selatan bersama Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Selatan pada 16 Oktober lalu sepakat untuk mencegah pelajar ikut demo lewat pemberian tugas sekolah dan kewajiban absen pagi, siang dan sore hari.
Baca juga: Demo Omnibus Law, Polisi Buru Aktor Intelektual Diduga Provokasi Para Pelajar
Selama dua hari ini, Polres Jakarta Selatan menerima laporan dari orang tua murid bahwa anak mereka diberikan tugas dari sekolah sebanyak empat bab. Menurut Agus, pemberian tugas sekolah ini sangat tepat sasaran dan bermanfaat mencegah pelajar yang ikut-ikutan atau iseng ikut demo.
Polres Metro juga berkoordinasi dengan Sudin Pendidikan Jakarta Selatan dan memberi info demo pada H-1 sehingga sekolah dibantu orang tua mengawasi anak-anaknya mengerjakan tugas sekolah di rumah.
Pada demo 20 Oktober lalu, Polres Jaksel hanya menemukan 10 pelajar yang hendak ikut demo ke Istana Merdeka. Jumlah tersebut lebih sedikit dibanding pada gelombang demonstrasi pada 7-8 Oktober yang mencapai 100 lebih anak.
Polres Jakarta Selatan menemukan fakta adanya pelajar yang dimanfaatkan ikut dalam demo yang berakhir ricuh. Fakta tersebut diperoleh dari pendataan yang dilakukan kepada sejumlah pelajar yang ditangkap saat hendak ikut aksi ke Istana Merdeka Jakarta pada 7-8 Oktober 2020.