Selain toko elektronik, terdapat beberapa restoran dan warung makan di ruas jalan tersebut, sebagian besar juga tampak tutup. Ia mengaku tak begitu mengetahui bagaimana efek toko yang tutup lebih sering terhadap omset penjualan, lantaran menurutnya hal tersebut adalah urusan pemilik toko. Meski begitu, ia mengaku ada penurunan kunjungan ke tokonya ketika buka sehari-hari. “Pada males kali ya kesini, takut kejebak rusuh nanti.”
Situasi yang berbeda terlihat di pusat perbelanjaan LTC Glodok, Jakarta Barat. Tempo melihat aktivitas berlangsung cenderung normal di bangunan yang banyak menjual barang elektronik tersebut, masing-masing toko tampak buka seperti biasa.
“Iya disini buka terus, tutupnya kemarin gara-gara pandemi bukan demo,” kata Irma, seorang pemilik toko papan iklan berlampu. Menurutnya pusat perbelanjaan tersebut relatif tidak terganggu operasinya meski ada demonstrasi yang berlangsung tak jauh dari mereka.
“Yang beli udah tau disini gimana, pelanggan juga kan banyaknya,” dia menjelaskan.
Saat disinggung apakah khawatir dengan kerusuhan yang berpotensi terjadi di akhir demonstrasi, Irma tak segera menjawab. Ia memilih untuk melayani seorang pria yang hendak membeli lampu LED strip.
Sesaat kemudian, ia mengaku khawatir akan keamanan tokonya, namun merasa tidak memiliki pilihan selain tetap berjualan. “Apalagi pandemi begini, udah untung saya masih bisa bayar karyawan,” tambahnya lagi. “Intinya sih kita masih harus jualan, Mbak, mau gimana lagi ya?”
WINTANG WARASTRI | DA