TEMPO.CO, Bandung -Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, tersisa Kota Depok menjadi satu-satunya zona merah Covid-19 di Jawa Barat.
“Zona merah kita tinggal satu. Sempat tujuh, lima, tiga, dan dua minggu lalu yaitu Kabupaten Bekasi dan Cirebon, sekarang tinggal satu yaitu Kota Depok,” kata dia, dalam konferensi pers di Bandung, Senin, 26 Oktober 2020.
Penyebab Kota Depok kembali menjadi zona merah, diantaranya peningkatan kasus akibat sebaran sejumlah klaster Covid-19.
“Jadi Kota Depok kembali merah karena pergerakan, dan klaster rumah (klaster keluarga) dan perkantoran itu ternyata masih meningkat,” kata Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil mengatakan, bolak-baliknya Kota Depok masuk zona merah, menguatkan alasan kota itu akan menjadi kota pertama di Jawa Barat yang akan menerima vaksin Covid-19. Simulasi yang dilakukan pekan lalu, misalnya sekaligus menjajaki kesiapan Jawa Barat.
“Kami diarahkan Pak Luhut (Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan) itu bersiap, maka saya bersiap (Depok) menjadi kota pertama di Jawa Barat, kebetulan minggu ini merah. Menjadikan alasan kita fokus di sana,” kata Ridwan Kamil.
Baca juga : Libur Panjang, Ridwan Kamil Ancam Sanksi Pengelola Wisata yang Langgar Protokol
Ridwan Kamil mengatakan, dari simulasi vaksinasi vaksin Covid-19 yang dilakukan di Kota Depok ditemukan sejumlah kekurangan. “Minggu lalu kami melakukan simulasi vaksin, pengetesan di Kota Depok. Dari situ kita temukan bahwa persiapan sudah maksimal, tapi punya potensi kekurangan-kekurangan dari sisi sotrage ternyata masih kurang. Tenaga kesehatan ternyata masih kurang,” kata dia.
Ridwan Kamil mengklaim, secara umum kondisi pandemi Covid-19 di Jawa Barat membaik. “Banyak perkembangan yang membaik, tapi ada yang masih situasinya belum baik,” kata dia.
Sejumlah indikator menujukkan perbaikan. Diantaranya angka reproduksi Covidi-19 (RT) di Jawa Barat sudah di bawah 1. “Angka reproduksi kita sudah turun di bawah 1, di angka 0,98,” kata Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil mengatakan, tingkat keterisian rumah sakit di Jawa Barat juga trennya menurun, saat ini berada di angka 56 persen. “Ada kenaikan kematian sedikit, dari 1,9 persen menjadi 2 persen. Jumlah tes sudah melebihi tes WHO secara total, tes PCR kita ada di 526 ribu, berarti sudah lewat dari 1 persen jumlah penduduk,” kata dia.
Ridwan Kamil mengatakan, penegakan disiplin penerapan protokol kesehatan masih terus digenjot. “Kita terus tegakkan penegakan aturannya. Ada 32,8 ribu pelanggaran total, sampai sekarang, di mana 30 ribunya adalah pelanggaran individu,” kata dia.
Ridwan Kamil mengakui, ada satu indikator yang masih jauh dari ideal. “Yang kurang baik adalah jumlah persentase positif rate, orang yang positif setiap 100 persen pengetasan PCR, masih tinggi di 17 persen. Idealnya harus di 5 persen,” kata dia.
AHMAD FIKRI