TEMPO.CO, Jakarta - Aditya Akbar siswa SMP 286 Jakarta Barat tak mengikuti pelajaran jarak jauh atau PJJ karena tak punya ponsel pintar.
Aditya yang tinggal di Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat
tidak bisa mengikuti sekolah daring hingga ujian selama enam bulan.
Hal itu dia rasakan saat pertama kali menjadi siswa baru di SMP Negeri 286, hingga tak bisa mengikuti ulangan tengah semester.
“Mulai belajar daring sebenarnya dari kelas VI SD. Dulu ada handphone bapak, tapi sekarang udah enggak ada karena rusak pas masuk SMP,” ujar Aditya di Jakarta, Senin, 28 Oktober 2020.
Aditya memaklumi ayahnya tidak bisa membelikan ponsel baru, disebabkan sang ayah terkena PHK di bengkel tempatnya kerja sejak pandemi Covid-19.
Bahkan penghasilan sang ayah kurang dari Rp100.000 sehari sehingga tidak memungkinkan untuk membeli ponsel.
Menanggapi masalah ini, Dinas Pendidikan DKI Jakarta memberikan keringanan terhadap Aditya.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana memastikan tidak ada rencana untuk mengenakan sanksi kepada Aditya akibat tidak bisa mengikuti pelajaran jarak jauh sampai enam bulan.
“Tidak ada pelanggaran yang dilakukan oleh Aditya. Jadi tidak ada rencana untuk memberikan sanksi,” ujar Nahdiana di Jakarta, Selasa, 27 Oktobe 2020.
Mantan Kepala Sekolah SMAN 8 Jakarta itu juga menyebut selama ini Aditya juga selalu mengikuti semua pelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan.
Berdasar catatan dari wali kelas, tidak ada nilai kosong dari semua mata pelajaran yang diberikan.
“Tidak ada nilai kosong. Semua dikerjakan. Ada satu tugas prakarya yang belum diserahkan dan itu tidak mempengaruhi penilaian. Anaknya juga pintar,” kata dia.
Nahdiana mengatakan terkait problem yang dihadapi siswa tersebut saat ini satu perangkat telepon genggam pintar sudah diserahkan langsung oleh Kepala Sekolah SMP 286 Jakarta Suyanta.
“Sudah diberikan langsung oleh Kepala Sekolahnya hari ini. Semoga bisa dimanfaatkan,” ujar dia.
Disdik berharap agar telepon genggam tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Aditya untuk mengikuti PJJ yang sudah berjalan.
Setelah diberikan telepon genggam, lanjut Nahdiana, Aditya langsung mengikuti PJJ yang dilakukan per hari ini. “Kami akan selalu memberikan dukungan kepada siswa,” ucapnya.
Sementara Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Barat Uripasih memastikan Aditya sudah dapat bersekolah kembali.
Urip mengatakan pihaknya tengah berupaya mendata pelajar yang tak memiliki perangkat ponsel dari sejumlah sekolah di wilayahnya.