TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Kepolisian Resor Jakarta Pusat Heru Novianto mengatakan ada sejumlah orang yang ditangkap dalam aksi demonstrasi penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja di area Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat.
Pada demo Rabu, 28 Oktober hari ini, menurut Heru, mereka dicurigai bukan berasal dari elemen mahasiswa dan pelajar.
“Memang ada yang kami tangkap, kami curigai tidak ada kelompok, bukan mahasiswa bukan pelajar juga. Akan kami sisihkan,” tutur Heru di lokasi demonstrasi. Meski begitu, ia tidak menjelaskan berapa banyak orang-orang yang ditangkap itu.
Heru mengatakan sweeping yang dilakukan polisi itu bertujuan untuk mencegah ada barang-barang berbahaya yang dibawa pendemo. Meski begitu, kata dia, sampai sore ini demomstrasi oleh mahasiswa masih terpantau kondusif.
“Alhamdulillah massa orasi masih kondusif. Mudah-mudahan mahasiswa aspirasikan demo tetap sesuai dengan aturan yang ada,” kata dia.
Baca juga : Demo Tolak UU Cipta Kerja, Mahasiswa dan Buruh Berkumpul di Patung Kuda
Heru menjelaskan, ada sekitar 5.190 personel gabungan dari TNI dan Polri yang berjaga di sekitar Istana Negara. Adapun titik penjagaan, kata dia, terbagi menjadi tiga, yaitu di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Harmoni, dan Jalan Medan Merdeka Selatan.
Kepolisian Daerah Metro Jaya menyiapkan 20 ribu personel kepolisian untuk menjaga tiga demonstrasi hari ini. Massa yang hadir di tiga demo itu diperkirakan hingga empat ribu orang.
"Hasil rapat tadi malam kemungkinan antara 3 - 4 ribu massa di 3 titik tersebut. Sekitar 10 ribu dan tambahan 10 ribu pasukan cadangan disiapkan," ujar Sambodo di Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 28 Oktober 2020.
Selain menyiagakan pasukan, polisi juga menyiapkan rencana pengamanan. Sambodo mengatakan polisi akan menjaring para pendemo yang diperiksa akan berbuat rusuh. Penjaringan massa itu akan polisi mulai di titik-titik keberangkatan massa di sekitar wilayah Jabodetabek.
ADAM PRIREZA | M JULNIS FIRMANSYAH