TEMPO.CO, Jakarta - Lagu 'Di Udara' yang dinyanyikan vokalis grup musik Efek Rumah Kaca, Cholil Mahmud, membakar semangat massa demo UU Cipta Kerja di depan Tugu Proklamasi, hari ini.
Lagu itu menceritakan tentang aktivis HAM yang tewas dibunuh di pesawat terbang, Munir Said Thalib.
"Tapi kita tak pernah mati, tak akan berhenti!" teriak Cholil kepada massa dan disambut riuh tepuk tangan, Rabu, 28 Oktober 2020.
Massa yang didominasi mahasiswa dengan semangat mengikuti nyanyian vokalis Efek Rumah Kaca yang diiringi petikan gitar itu. Mereka juga mengepalkan tangan di udara dan menyalakan lampu kamera di ponsel sebagai bentuk perlawanan terhadap oligarki.
"Hidup rakyat, hidup buruh!" ujar Cholil mengakhiri penampilannya.
Usai penampilan Cholil, massa demo Omnibus Law UU Cipta Kerja semakin banyak. Mereka memadati Jalan Proklamasi dan membuat kendaraan yang melintas dari arah Salemba menuju Menteng terhambat.
Polisi sebelumnya telah meminta massa bubar pada pukul 18.00, namun koordinator aksi dan Ketua Umum Konfederasi Kongres Aliansi Buruh Indonesia (KASBI) Nining Elitos melobi Kapolres Jakarta Pusat Komisaris Besar Heru Novianto.
"Saya sudah minta izin acara sampai jam 7 lewat sedikit, dia telepon saya tadi dan mengizinkan," ujar Nining.
Baca juga: Pelajar di Mimbar Akbar Tolak Omnibus Law: Jangan Anggap Kami Gak Tahu Apa-apa..
Kapolres mengizinkan demo yang digelar bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda itu berlangsung hingga pukul 19.00. "Dengan catatan harus tertib dan langsung bubar setelah jam 7," kata Heru.
Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, para buruh dan mahasiswa menggelar demo di tiga tempat. Salah satu kelompok buruh yang melakukan aksi seperti salah satunya Gerakan Buruh Bersama Rakyat atau GEBRAK dan Fraksi Rakyat Indonesia. Selain itu, BEM SI juga akan ikut menggelar demonstrasi.
Unjuk rasa ini merupakan penolakan terhadap omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja. Mereka menggelar demo mimbar rakyat di Tugu Proklamasi, Gedung DPR RI, dan Istana Merdeka.