TEMPO.CO, Jakarta - Diraktur Utama PT Transjakarta Sardjono Jhony Tjitrokusumo menjadi saksi mata proses pembakaran halte Transjakarta saat unjuk rasa massa menolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja pada Kamis, 8 Oktober 2020. Saat itu, Jhony melihat langsung sekelompok orang membawa bensin dan menyiram halte Transjakarta Tosari.
"Yang saya lihat orang yang membakar bukan bagian dari massa yang melakukan unjuk rasa," kata Jhony saat dihubungi, Jumat, 30 Oktober 2020.
Bekas Direktur Utama Merpati Nusantara Airlines itu yakin sekelompok orang yang membakar halte bukan bagian dari massa karena melihat gerak gerik mereka. Menurut Jhony, massa yang membakar halte tidak ikut berunjuk rasa, dan tidak menggunakan almamater kampus mana pun.
Sekelompok orang tersebut mulai menyiramkan bensin ke Halte Tosari sekitar pukul 18.20 dan fasilitas publik itu mulai terbakar pada 18.33. "Saya melihatnya sendiri detik-detik pembakarannya."
Jhony tidak bisa melakukan apapun karena massa sangat banyak dan tidak ada penjagaan di sekitar halte Transjakarta. Dari data yang dihimpun Jhony, proses pembakaran beberapa Halte Transjakarta terjadi sejak pukul 16.20 di Halte Sarinah dan Bundaran HI sekitar pukul 17.00. "Proses pembakaran halte sekitar dua jam. Ada tujuh halte yang dibakar termasuk di Senen juga."
Jhony mengatakan sebanyak 46 halte rusak imbas demo menolak Omnibus Law pada 8 Oktober kemarin. Sebanyak 17 di antaranya mengalami rusak berat. Adapun kerugian ditaksir mencapai Rp 65 miliar. "Kemarin dalam waktu 72 jam setelah dibakar sudah bisa digunakan."